Lebih Baik Mana, Pemimpin Kafir Jujur atau Muslim Tapi Sering Berbuat Mesum? Ustaz Abdul Somad: Jangan Ikut Alur Pikiran Itu!

Minggu 10 Okt 2021, 06:30 WIB
Ustaz Abdul Somad (UAS) Berikan Penjelasan (Foto: Istimewa)

Ustaz Abdul Somad (UAS) Berikan Penjelasan (Foto: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pendakwah Ustaz Abdul Somad (UAS) mencoba memberikan penjelasan tentang bagaimana sikap yang seharusnya diambil apabila diminta memilih pemimpin kafir tapi jujur atau muslim tapi korupsi.

Di satu sisi, apabila seornag muslim memilih umat nasrani maka akan sangat memiliki kekuasaan yang sangat tinggi dan saling membantu terhadap orang yang memiliki keyakinan yang sama.

Namun di sisi lain juga memperlihatkan bahwa seorang pemimpin yang beragama Islam justru memiliki kebiasaan yang sangat menyimpang dari ajaran agama.

Pemimpin itu disebutkan sering melakukan seks bebas, koruptor, bebruat mesum meskipun seorang muslim yang taat akan perintah agama.

Jika memang ada yang mendapat dua pilihan seperti itu, UAS mengimbau untuk tidak mengikuti alur pikiran seperti itu dan bergegas untuk keluar.

Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah video berjudul "[EKSKLUSIF] Pilih Pemimpin Kafir Jujur atau Muslim Korupsi? - Ustadz Abdul Somad Lc,MA" yang diunggah oleh kanal YouTube Fodamara TV pada Sabtu (5/3/2016) silam.

“Ketika kita dihadapkan pada dua kuota begini, maka kita jangan ikut alur pikiran dia dan kita mesti keluar dari ini,” ujar UAS.

“Islam tidak pernah membenarkan pemimpin yang selingkuh, pemimpin yang koruptor, pemimpin yang jahat. Islam adalah agama yang benar,” sambungnya.

Jadi, apabila ada seorang muslim yang dihadapkan pada pilihan seperti itu dan memilih pemimpin muslim tapi koruptor maka akan rusak Islam dan Imannya.

Akan tetapi jika memilih pemimpin kafir tapi jujur, maka akan semakin tidak sempurna di hadapan Allah SWT.

“Kurang jujur apa lagi Abu Thalib? Kurang baik apa lagi Abu Thalib? Bukankah Nabi mengatakan dia masuk dalam api neraka, sampai ke mata kakinya, ketika sampai ke mata kakinya mendidih otak di kepalanya.

“Islam bukan hanya sekadar mengajarkan kebaikan dan kejujuran, tapi juga Islam mengajarkan akidah yang benar dan buah dari akidah itu adalah kejujuran, kesetian, kehormatan, Amanah, hikmah,” tambahnya.

“Maka jangan pernah mau digiring ke dalam dua kuota, karena ketika kita mau digiring maka kita sudah menjadi sapi yang ditusuk hidungnya lalu ditarik dia akan ikut kemana saja,” ucapnya lebih lanjut.

UAS sekali lagi menegaskan bahwa dirinya hanya akan memilih seorang pemimpin muslim yang jujur dan amanah.

“Itulah pemimpin muslim yang baik, amanah dan adil. Kalau dia amanah dan adil dia berikan dua, maka kita juga akan memberikan dua kepada dia,” tukasnya.

Sementara itu, Ustaz Adi Hidayat memberikan penjelasan mengenai apakah umat muslim lebih baik memilih seorang pemimpin beragama Islam tapi dia koruptor atau non-muslim tetapi orang yang jujur.

Pendiri dari Quantum Akhyar Institute itu awalnya melemparkan pertanyaan itu kepada para jamaah yang hadir untuk mendengarkan ceramahnya.

Akan tetapi para Jemaah sepertinya kebingungan dan lebih memilih untuk tidak menjawabnya.

“Jadi ada dalam ilmu logika perbandingan yang fatal akibatnya, salah premisnya keliru kesimpulannya,” ujar Ustaz Adi Hidayat, dikutip PosKota.co.id dari kanal YouTube Love Islam.

“Coba pilih mana, dalam konteks pemilihan orang islam pemimpin muslim yang koruptor atau non-muslim yang jujur, pilih mana?,” tanya Ustaz Adi Hidayat.

Kemudian Ustaz Adi Hidayat menjelaskan pilihan mana yang harus seorang muslim pilih di antara kedua opsi tersebut.

Akan tetapi ustaz berusia 37 tahun itu menegaskan bahwa pertanyaan seperti itu sebenarnya tidak ada jawabannya.

Menurutnya, pertanyaan semacam itu sudah termasuk ke dalam kategori yang salah dan akan melahirkan jawaban yang salah.

“Kalau Anda ingin membandingkan sesuatu dalam kaidah ilmu logika, itu harus apple-to-apple. Harus sama, jadi kalau Anda bandingkan orang Islam yang jujur bandingkan dengan non-muslim yang jujur, fair (adil) itu,” imbuhnya.

“Tetapi kalau Anda bandingkan misalnya orang Islam yang koruptor, bandingkan dengan orang non-muslim yang koruptor, harus sama,” sambungnya. (cr03)

Berita Terkait
News Update