ADVERTISEMENT

Antisipasi Lonjakan Covid-19 pada Anak usai PTM dan Pembukaan Mal, PKS: Rawan Penularan 

Selasa, 28 September 2021 22:21 WIB

Share
Anggota DPR, Netty Prasetiyan ketika lakukan vaksinasi. (foto: ist)
Anggota DPR, Netty Prasetiyan ketika lakukan vaksinasi. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POKOTA.CO.ID - Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyan meminta  pemerintah segera melakukan langkah antisipasi terkait meningkatnya kasus Covid-19 pada anak setelah diterapkannya pembelajaran tatap muka  (PTM) terbatas.

"Berdasarkan data di lapangan, mulai terjadi kasus hingga klaster Covid-19 di beberapa sekolah setelah penerapan PTM terbatas. Pemerintah harus segera lakukan langkah antisipasi agar kasus Covid-19 pada anak tidak terus meningkat," kata Netty, Selasa (28/9/2021).

Sebelumnya, kata Netty, sejumlah pihak seperti organisasi guru yang tergabung dalam Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) telah meminta pemerintah untuk menunda PTM.

"Pemerintah seharusnya mempertimbangkan masukan dari organisasi pendidik sebelum memutuskan penerapan PTM. Jangan menutup mata dan telinga dari pertimbangan mereka yang  memahami betul kondisi lapangan," ujar Netty.

Apalagi, berdasarkan data 23 September 2021, vaksinasi anak usia 12-17 tahun dari target 26 juta, baru 12,79% dosis 1 dan 8,84% dosis 2. 

"Realisasi vaksinasi bagi anak 12 hingga 17 tahun masih rendah. Artinya, masih banyak anak yang datang ke sekolah dalam kondisi belum divaksin,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Netty,  masih banyak sekolah yang belum memenuhi standar kesiapan belajar. 

"Masih banyak sekolah yang belum memenuhi aspek kesiapan PTM, seperti, ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dan pemetaan warga sekolah. Baru 59 persen sekolah yang mengisi Daftar Periksa Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka,” katanya.

Hingga saat ini, kata Netty,  dengan jumlah terinfeksi mencapai 4.209.403  dan meninggal 141.585 orang, WHO masih menempatkan Indonesia sebagai negara yang harus waspada pandemi.  

“Saat ini mobilitas masyarakat makin tinggi,  transportasi publik makin padat, mal dan pusat perbelanjaan juga makin ramai. Bahkan anak-anak di bawah 12 tahun pun sekarang sudah dibolehkan memasuki mal dan pusat perbelanjaan. Kondisi seperti ini rawan memicu penularan," ujarnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Yulian Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT