JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat waspada.
Pasalnya saat ini virus varian baru Covid-19 dari luar negeri sedang mengancam seluruh negara.
Luhut Binsar mengakui risiko peningkatan kasus memang masih tinggi, dan pemerintah Indonesia disebut berusaha untuk tidak lagi kecolongan
"Kami juga tidak ingin lagi kecolongan lolosnya varian baru, seperti Mu dan Lambda, masuk ke Indonesia," ungkap Luhut Binsar dalam jumpa pers PPKM di Jakarta, Senin (10/9/2021).
Luhut pun beberkan Indonesia kini membatasi pintu masuk perjalanan internasional menuju ke tanah air.
Dia memerinci khusus untuk pintu masuk udara hanya dibuka di Jakarta dan Manado.
Sementara itu, untuk laut hanya dibuka di Batam dan Tanjung Pinang.
"Jalur darat hanya dapat dibuka di Aruk, Entikong, Nunukan, dan Motaain," kata Luhut.
Selain membatasi pintu masuk ke Indonesia, Luhut memastikan proses karantina juga dijalankan dengan ketat tanpa terkecuali.
Sebelumnya, Dokter Umum Lulusan Universitas Indonesia (UI), dr Adam Prabata berhasil menemukan data dari hasil penelitian terbaru tentang Covid-19 varian baru Mu.
Menurut seorang dokter yang yang saat ini sedang menempuh pendidikan Ph.D kardiovaskular di Kobe University, Jepang itu menegaskan bahwa varian Mu atau B.1.621 merupakan varian yang paling sulit untuk dapat dinetralisir oleh tubuh manusia.
Data penelitian yang didapatkan dari Cold Spring Harbor Laboratory itu menyebutkan bahwa varian Mu 12,4 kali lebih resisten atau lebih besar memberikan perlawanan terhadap imunitas tubuh dari penyintas Covid-19.
Selain itu varian Mu juga terhitung 7,6 kali lebih resisten atau lebih besar memberikan pelawanan terhadap imunitas tubuh pasca mendapat vaksin Pfizer.
Setelah melihat data itu, dr Adam Prabata hanya bisa berdoa agar varian Covid-19 yang baru itu tidak bisa masuk ke Indonesia karena bisa saja menyebabkan kekacauan yang baru.
“Semoga tidak masuk ke Indonesia ya,” cuit dr Adam Prabata dikutip dari akun Twitter pribadinya.
Sementara itu, para peneliti di Jepang telah memperingatkan bahwa varian Mu (B.1.621) dari sindrom pernafasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2), yang merupakan agen penyebab penyakit coronavirus 2019 (Covid-19) tampaknya sangat resisten terhadap netralisasi oleh serum dari individu yang sembuh atau divaksinasi.
Varian B.1.621, pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari tahun ini (2021), diklasifikasikan sebagai varian yang diminati oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 30 Agustus.
Sekarang, Kei Sato dan rekan telah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa varian tersebut lebih tahan terhadap netralisasi oleh netralisasi yang dimediasi serum daripada semua varian lain yang menarik atau perhatian yang telah diidentifikasi hingga saat ini.
Ini termasuk garis keturunan beta Afrika Selatan (B.1.351) yang telah diakui sebagai yang paling tahan sejauh ini.
“Karena terobosan infeksi oleh varian yang baru muncul menjadi perhatian utama selama pandemi Covid-19 saat ini, kami percaya bahwa temuan kami adalah kepentingan kesehatan masyarakat yang signifikan,” tulis tim dari Universitas Tokyo, Universitas Kyoto, Universitas Chiba, dan Tokai. Universitas di Kanagawa dikutip dari situs News-Medical.Net
“Hasil kami akan membantu menilai lebih baik risiko yang ditimbulkan oleh varian Mu untuk populasi yang divaksinasi, sebelumnya terinfeksi, dan naif.” tambahnya. (cr09)