Ilustrasi nah ini dia. (ilust/poskota)

Nah Ini Dia

Dari Konsultasi di Medsos Berubah Jadi Dukun Cabul

Minggu 12 Sep 2021, 07:30 WIB

Awalnya Hendar, 26, jadi konsultan di medsos, para muda-mudi seangkatannya bertanya padanya
tentang problem pribadinya.

Ketika “klien”-nya mayoritas wanita, dia banting stir jadi dukun cabul.

Soalnya dari 20 pasiennya, 8 orang yang tampil cantik tak hanya dipegang - pegang, tapi sekalian digauli.

Hidup itu dinamis, sehingga harus ada peningkatan. Bapaknya petani, anak jadi
guru, cucu jadi dosen.

Bahkan Pak Harto, meski bapaknya hanya petani dari Kemusuk Yogyakarta, dia bisa jadi presiden 32 tahun lamanya.

Begitu pula Harmoko Menpen 3 periode, ayahnya dulu hanya pegawai pabrik gula di Demak Ijo.

Apa lagi Adam Malik, masa mudanya sempat jualan buku bekas, tapi di hari tuanya sempat jadi Wapres.

Paling celaka adalah Hendar dari Garut, Jabar. Ayahnya dulu hanya petani, lha kok menurunkan anak Hendar, eh.....malah jadi dukun cabul! Benar-benar bikin malu ahli waris.

Hendar tak bisa mikul dhuwur mendem jero, tapi justru dikenal sebagai panjahat kelamin.

Cuma Hendar masih beruntung, tak diboikot warganet untuk tidak tampil di TV dengan 500.000 tanda tangan penolaknya.

Berangkat dari anak petani, Hendar sempat disekolahkan meski mentok sampai SMA. Di era internet, dia juga mengikuti arus, doyan HP.

Makan boleh telat tapi pulsa data tak boleh kurang. Dimulai dari main di Facebook (FB), kemudian jadi konsultan gratis para kenalannya.

Lama-lama, sejak 2018 dia malah salah arah jadi dukun cabul.....

Hendar warga Cisewu ini memang punya kelebihan, santun dan pintar menata kata, sehingga dari relasinya banyak yang mendokan kelak siapa tahu bisa jadi Gubernur DKI Jakarta.

Lewat FB ini dia banyak memberi nasihat, ketika ada yang minta petunjuk tentang kehidupan. Pokoknya Hendar sudah mirip Kantor Pegadaian, bisa mengatasi masalah tanpa bikin masalah.

Ternyata kebanyakan dari mereka kaum wanita. Mereka tak puas hanya lewat FB dan WA, justru kepengin ketemu langsung.

Nah, di sinilah Hendar mulai kehilangan petunjuk di jalan yang lurus. Sebab setelah menjelma jadi dukun, seperti lazimnya dukun, lama-lama dia berani meraba-raba pasiennya dengan alasan bagian dari terapinya.

Jika klien atau pasiennya berwajah biasa atau standar, dia hanya dibuka-buka dan diraba-raba saja.

Tapi jika langganannya berwajah cantik dan seksi, ibaratnya tadi hanya main di kelurahan, kini langsung masuk Balaikota.

Ironisny, meski digauli oleh bukan suami, para pasien diam saja. Mungkin malu untuk bercerita.

Tapi kan tidak semua wanita merasa malu-malu untuk masalah begituan. Ada seorang pasien yang merasa problematik kehidupannya tetap tak berubah setelah digituin oleh dukun Hendar, Dia pun langsung lapor ke polisi, dan hamba wet itu segera bertindak dan Hendar pun ditangkap.

Dalam pemeriksaan dia mengakui bahwa telah menyetubuhi sehumlah pasiennya. Dalam pemeriksaan, awalnya Hendar mengakui bawa pasien yang dicabuli hanya 10-an orang.

Tapi belakangan berubah jadi 16, dan terakhir mengaku ada 20 orang.

“Mereka yang cantik ada 8 orang, dan semua telah saya gauli," kata Hendar seperti tanpa
beban dalam urusan gaul-menggauli.

Polisi kini terus membuka peluang pada siapa saja untuk mengadu, manakala asa yang pernah dicabuli Hendar.

Tapi ternyata tak ada laporan korban baru. Kemungkinan kebanyakan dari pasien merasa malu lapor soal urusan begituan.

Sebab sekali masuk laporan Polisi tak lama kemudian pasti masuk koran.

“Biarkan sajalah, toh aset masih tetap utuh,” mungkin begitu kata para korban.

Utuh sih utuh, tapi tak lagi suci hama dan tak mungkin disemprot disenfektan. (GTS)

Tags:
Nah Ini DiaDukun Cabulkonsultan di medsoskonsultan di medsos jadi dukun cabul

Administrator

Reporter

Administrator

Editor