JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Beredar kabar jika Wakil Ketua Umum (Waketum) Anwar Abbas dipecat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kabarnya Anwar Abbas didepak dari MUI usai lakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Informasi tersebut beredar usai kanal YouTube Buku Harian mengunggah video berjudul "Berita Terkini ~ Buntut Panjang Penghinaan Terhadap Jokowi !! Anwar Abas Ditendang dari MUI" pada Senin (6/9/2021).
Dalam thumbnail video, terlihat sejumlah pengurus MUI tengah berfoto bersama, terlihat juga ada keterangan yang mengejutkan.
"AKHIRNYAAA !! MUI PECAT ANWAR ABAS. PENGHINAAN TERHADAP JOKOWI BERBUNTUT PANJANG," bunyi narasi pada thumbnail video.
Lantas apa benar klaim yang menyebut jika Anwar Abbas didepak dari MUI? menurut pantauan poskota.co.id, informasi Anwar Abbas telah dipecat dari MUI sebagai buntut panjang penghinaan terhadap Jokowi adalah salah.
Dalam video juga sama sekali tidak ada informasi resmi dan valid terkait hal tersebut, bahkan tidak ada sedikit pun membahas mengenai persoalan Anwar Abbas dipecat.
Isi konten tersebut hanya berisi cuplikan rekaman, di antaranya video Gus Sahal yang menilai Anwar Abbas sering menampilkan pandangan keIslaman yang keras.
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat dipastikan bahwa klaim yang beredar adalah hoaks dan dipastikan tidak benar.
Perlu diketahui, baru-baru ini pernyataan Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas yang menanggapi soal wacana Jokowi 3 periode memang jadi sorotan.
Anwar pun berikan pandangannya, jika Indonesia harus mengedepan kedaulatan rakyat, karena jika menelusuri sejarah ada sosok Soeharto yang pernah dilengserkan rakyat.
“Ini mencerminkan negara kekuasaan jadinya, bukan negara yang mengedepankan kedaulatan rakyat,” ujar Anwar kepada wartawan, Kamis, (2/9/2021).
Lanjut Anwar, panambahan masa jabatan presiden nantinya akan menghambat sistem demokrasi di Indonesia.
Terlebih lagi. Indonesia saat ini tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang menurutnya penangannnya belum bisa dikatakan maksimal.
Anwar juga berpendapat, publik sudah muak dengan situasi Covid-19 dan ekonomi yang semakin parah.
“Jadi, bapak itu dua periode sudah cukup. Maaf saja, orang sudah banyak yang muak dengan situasi Covid-19 dengan keadaan ekonomi yang parah, rendahnya kemampuan pemerintah mengatasi masalah Covid-19 dan ekonomi. Jangan dikira rakyat senang saat ini,” ujarnya. (cr09)