Ilsutrasi Sental Sentil Keluhan ‘Sang Masker’ Sepanjang Pandemi. (arif)

Sental-Sentil

Keluhan ‘Sang Masker’ Sepanjang Pandemi

Kamis 06 Mei 2021, 09:45 WIB

SAYA adalah masker salah satu benda kesehatan. Sejak pandemi Covid 19, saya selalu disebut dan harus digunakan oleh manusia. Katakan dalam tiga M, saya disebut disitu.   ‘Pakai masker’. Begitu.

Kenapa masker harus dipakai dengan baik dan benar dalam masa ini? Semua orang sudah pahamlah. Karena yang namanya wabah penyakit covid melayang-layang di udara dari satu manusia ke manusia yang lain mencari mangsa dan akan masuk melalui hidung dan mulut.

Maka paling mudah , ya gunakanlah saya , masker. Paling tidak akan mengurangi  penularan baik bagi sang pemakai maupun orang lain.

Tapi, kok orang pada ribut terus ya? Padahal  saya sang masker kan digunakan untuk tujuan baik. Kok pada protes? Ada yang nggak mau pakai, lalu ribut sama petugas, ribut sesama warga. Ah, saya jadi nggak enak…!

Bayangkan saja selama pandemi, banyak banget rentetan keributan yang berawal atau sebab musabab karena masker. Orang nggak pakai masker, ditegur petugas, marah, dan bukan sekedar marah tapi  jadi keributan yang berkepanjangan.

Apalagi si orang ini mengaku sebagai pejabat ini itu, pamerkan kekuatannya. Bahkan ada  yang nekat melawan bukan dengan omongan ngotot, tapi dengan otot, saling pukul.

Masih banyak juga yang belum belajar dari pengalaman sepanjang hampir dua tahun diterpa pandemi. Masker masih saja dipersoalkan. Orang mau ibadah di mesjid  harus ribut dengan pengurus. Alasannya, di mesjid tersebut pengurusnya anti masker?

Pokoknya yang mau solat di sini nggak pakai masker titik. Kalau nggak mau buka masker, keluar sana!

Padahal dalam soal kesehatan, alim ulama juga ikut campur, termasuk mengatur soal urusan ritual agama. Ini dilakukan demi kesehatan bersama. Tapi,  masih saja muncul oknum yang egois meributkan masker. Bahkan sampai ada yang menantang, nih gue nggak pakai masker, mana tuh corona berani nggak sama gue!

Viral itu peristiwa seorang lelaki sambil menggendong anak balitanya, di satu mal meledek masyarakat yang mengenakan masker, sambil nyengir dia sangat bangga kalau dia dan sang anak yang lugu itu nggak pakai masker. Sambil mengata-ngatai bahwa orang yang pakai masker itu goblok alias tolol!

Kasus  masker kayaknya banyak banget, ya. Kalau mau diceritakan kayaknya nggak ada habis-habisnya. Nggak mau pakai masker karena nggak percaya itu penyakit bakalan menyentuh dirinya.

Penyakit yang membahayakan yang bernama corona itu, mau pakai masker atau nggak ya sama saja.  Kalau mau kena, ya terpapar ajalah! Serunya.

Tenyata  masih banyak orang yang berpikiran sempit. Nggak mau membuka pikirannya sedikit saja, bahwa yang bernama masker itu paling tidak juga bisa menangkal virus yang ganas tersebut?

Jangan sampai, gegara nggak pakai masker lalu terpapar, kan nanti menyesal. Ingat lho, bukan sekadar menyesal di belakang, tapi orang yang kena corona nggak nyaman. Ya, macam-macam pikirannya sampai melayang-layang nggak keruan.  Mati hidup, mati hidup?

Oh, maaf saya kok jadi ngelantur? Tapi, saya sang masker masih tetap akan setia sampai kapan saja, sepanjang pandemi, silakan pakai saya. Tentu saja, ini saran buat mereka yang kepingin sehat wal afiat. Begitu! (massoes)

Tags:
Sental-Sentilcovid-19masker

Administrator

Reporter

Guruh Nara Persada

Editor