TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Mobil listrik buatan mahasiswa Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, sungguh apik.
Bagaimana tidak, mobil listrik yang dibuat sebagai tugas akhir skripsi itu memiliki teknologi sistem kendali melalui smartphone.
Mobil listrik itu diberi nama Helios.
Nama itu diberikan oleh pihak kampus Universitas Pamulang (Unpam), demikian dikatakan mahasiswa Unpam Edi Cahyono.
"Namanya Helios dinamakan pihak kampus. Mobil listrik ini adalah karya saya bersama teman Muhamad Ihsan," ujarnya ditemui Pos Kota, di Halaman Parkir Unpam, Minggu (11/4/2021).
Edi dan Ihsan adalah mahasiswa jurusan Teknik Elektro semester akhir.
Mulanya, keduanya diminta dosen pembimbing untuk membuat sistem kendali kendaraan dan mobil listrik mini.
"Saya dan teman lalu bertukar pendapat. Akhirnya diputuskan membuat mobil listrik benaran ini," ungkapnya.
Edi menuturkan, mobil listrik yang dibuat memiliki keistimewaan, yakni menggunakan Solar Cell dan sistem kendali smartphone.
"Keistimewaan mobil listrik melalui Solar Cell dari tenaga matahari. Pengisian daya listrik dari tenaga matahari. Namun kalau kondisi cuaca tidak mendukung kita mengecas memakai PLN," paparnya.
Sementara keistimewaan kendali smartphone, Edi menyebut, adalah mobil listrik dikendalikan melalui satu aplikasi.
"Nama aplikasinya Blynk yang tersedia di playstore. Tapi memang aplikasinya beli termasuk tolls-tolls-nya," tuturnya.
Edi menyatakan, melalui aplikasi Blynk mengendalikan power ON dan OF, klakson, lampu sen, central lock, hingga Global Positioning System (GPS).
"Dikendalikan semua lewat aplikasi. Sementara alat-alatnya berada di rumah kendali yang berada di bagian mobil listrik. Semuanya berada disitu," sebutnya.
Edi menjelaskan, penggerak mobil listrik menggunakan Motor BLDC atau disebut dengan PMSM motor (Permanent Magnet Synchronous Motor).
"Untuk sistem keamanannya sama seperti mobil konvensional. Jadi ada alarm antisipasi untuk maling," terangnya.
Body Bekas
Edi menyatakan, proses pembuatan mobil listrik kendali smartphone berlangsung selama tiga bulan.
Proses itu sempat terkendala biaya.
"Kesulitan membuat mobil ini soal dana. Karena memakai uang pribadi tanpa ada donatur maupun lainnya. Makanya mobilnya belum sempurna," paparnya.
Saking kekurangan biaya, Edi menuturkan, body part mobilnya menggunakan barang bekas loakan.
Barang bekas itu dicari di beberapa tempat.
"Termasuk roda ban juga bekas loakan. Bapak saya usaha bengkel punya kenalan banyak loakan," sebutnya.
Kendati demikian, Edi merasa bangga bisa membuat mobil listrik kendali smartphone dengan jerih payanya bersama rekannya.
"Tapi saya merasa bangga bisa membuat mobil hasil karya sendiri. Total membuat mobil listrik ini habis Rp 25 juta," tuturnya.
Uji Coba
Edi menjelaskan, mobil listrik kendali smartphone yang bernama Helios sudah di uji coba dengan jarak 2 kilometer.
"Uji coba baru sekitar 2 kilometer dengan kecepatan 10 kilometer per jam. Mobil listrik ini mau disempurnakan dengan menambah torsi kecepatan 40 KM per jam," ucapnya.
Dia mengaku, Helios akan segera diikutsertakan lomba pembuatan mobil listrik se-kampus Indonesia. Lomba itu digelar oleh pihak PLN. (ridsha vimanda nasution/kontributor)