ADVERTISEMENT

Pengamat: AHY Membawa-bawa Istana Terkait Isu Kudeta Ketum Demokrat, Tidak Hati-hati Bisa Jadi Bumerang

Selasa, 2 Februari 2021 19:42 WIB

Share
Pengamat: AHY Membawa-bawa Istana Terkait Isu Kudeta Ketum Demokrat, Tidak Hati-hati Bisa Jadi Bumerang

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA -  Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyebutkan,  sebagai ketua umum partai, tentu sudah menjadi kewajiban Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk melakukan penyelematan partai dari berbagai upaya yang mengancam eksistensi dan kedaulatan Partai Demokrat. 

"Hal ini lazim dilakukan oleh ketua umum partai manapun. Tapi pernyataan AHY yang menyasar Istana terkait adanya sinyalemen pengambilalihan kepemimpinan partai Demokrat secara paksa tentu bukan persoalan sepele," kata Karyono saat dihubungi, Selasa (2/2/2021).

Masalah ini sangat sensitif,  katanya, apalagi pernyataan AHY membawa-bawa Istana. "Hemat saya, jika tidak hati-hati justru membawa resiko buruk dan bisa berpotensi menjadi bumerang,' ujarnya.

Baca juga: AHY Hendak Dikudeta, Roy Suryo Prihatin Sambil Merespon dengan Dua Stiker Soal Pihak yang Mendalangi Menggoyang Demokrat

Maka dari itu, ucapnya, dalam menyikapi sinyalemen sebagaimana dilontarkan, semestinya melalui pelbagai pertimbangan matang dan "prudent", yaitu prinsip kehati-hatian untuk meminimalisasi resiko. 

"Jika ada sinyalemen sebagaimana diungkapkan, semestinya disikapi secara bijak dan tabayyun sebelum menyampaikan ke publik secara terbuka, katanya.

Terkait hal ini, apakah AHY sudah melakukan tabayyun untuk mengklarifikasi sinyalemen tersebut atau belum. 

Baca juga: Senior Partai Demokrat Luruskan Pernyataan AHY Bahwa KLB Itu Sesuai Konstitusi Partai

"Apakah pernyataan AHY yang disampaikan secara terbuka sudah melalui proses verifikasi sehingga informasi yang diterima bisa dipercaya atau tidak?  Ini yang belum terungkap ke publik," sebut Karyono.

Sebab, bagaimanapun seorang pemimpin sebaiknya tidak "tipis telinga" dan tidak "grusa grusu" dalam berpikir dan bertindak. Sifat 'baper' juga harus dibuang jauh-jauh karena ketiga sifat tersebut bisa menimbulkan dampak buruk terhadap organisasi. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT