ADVERTISEMENT

Pengamat Nilai Adanya KLB Sibolangit Partai Demokrat Akibat Perilaku Politik SBY Tak Demokratis

Selasa, 30 Maret 2021 12:51 WIB

Share
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana, Dr. Syaifuddin. (foto: ilustrasi)
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana, Dr. Syaifuddin. (foto: ilustrasi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang mencoba mengkonstruksi Demokrat sebagai partai keluarga. Tindakan ini sebagai satu sikap  brutalitas demokrasi yang terjadi di internal Partai Demokrat.

Demikian dikatakan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana, Dr. Syaifuddin, Senin, (29/3/2021).

"Saya melihat sebenarnya itu bersumber dari masalah internal partai Demokrat sendiri terutama sekali saya tegaskan ini merupakan akibat daripada perilaku politik SBY sendiri yang tidak demokratis, seenaknya mengkonstruksi Demokrat sesuai dengan kepentingan pribadinya, itu brutalitas demokrasi," kata Syaifuddin saat dihubungi, Senin (29/3/2021).

Syaifuddin menyebut, Demokrat semenjak dipimpin SBY kemudian diserahkan kepada putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berjalan tidak demokratis, dengan diabaikannya aspirasi dan kepentingan dari para pendiri Partai Demokrat. 

“Bahwa cukup banyak dari pada pendiri-pendiri partai Demokrat selama ditangan SBY, itu diabaikan kepentingan politiknya oleh SBY,” ucapnya.

Syaifuddin menilai, akibat dari perilaku SBY tersebut para kader ataupun pendiri Partai yang merasa diberlakukan tidak adil dan disingkirkan mencetuskan ide untuk menggelar KLB.

Desakan menggelar KLB semakin menjadi ketika pemecatan terjadi kepada sejumlah kader, seperti mantan sekjen Demokrat, Marzuki Ali, Darmizal, Jhoni Allen yang menjadi motor penggerak jalannya KLB.

“Disitulah letak ketidakadilan ini, jadi sumber pemicu pertama kali ini kenapa misalnya KLB ini terjadi karena persoalan mendasar di internal yang bersumber dari perilaku SBY itu yang tidak wajar didalam berpartai,” jelasnya.

Selain itu, Syaifuddin tidak sepakat apabila kisruh internal partai Demokrat itu menyeret nama Presiden Joko Widodo atau pemerintahan yang berkuasa saat ini, seakan-akan ada intervensi dari istana untuk mengambil alih Partai Demokrat.

“Jadi saya sangat tidak sepakat dengan pertama dia (Demokrat AHY) itu kesannya menyalahkan Jokowi merasa dianiaya oleh pemerintah yang berkuasa sekarang, merasa diancam. Jadi pemecatan-pemecatan terhadap kader senior dan pendiri Demokrat ini lah yang sebetulnya menjadi biang kerok, mengapa KLB ini bisa terjadi,” tuntasnya. (rizal)

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Trias Haprimita
Contributor: -
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT