Obrolan Warteg: Tak Harus Satu Gerbong

Kamis 25 Apr 2024, 05:30 WIB
Obrolan Warteg: Tak Harus Satu Gerbong. (Poskota/Yudhi Himawan)

Obrolan Warteg: Tak Harus Satu Gerbong. (Poskota/Yudhi Himawan)

Untuk menuju ke suatu tempat yang sama tidak harus satu barisan. Ibarat bepergian, misalnya menuju ke Yogya, tidak harus dalam satu kendaraan yang sama. Tujuan sama, kendaraan boleh beda. Bahkan, dalam satu kereta yang sama pun, gerbong bisa berbeda.

Begitu juga sikap partai politik usai pemilu. Pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menguatkan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan menetapkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang pilpres 2024.

“Yang sering menjadi bahasan adalah kemana arah politik PDIP, PKB dan PKS setelah putusan MK soal sengketa hasil pilpres,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Maksudnya mau oposisi atau koalisi. Kalau oposisi berarti berada di luar gerbong pemerintahan mendatang. Jika koalisi berarti dalam satu gerbong bersama pemerintahan, dalam hal ini Prabowo-Gibran,” kata Yudi.

“Untuk menuju satu tujuan yang sama, tidak harus satu gerbong. Begitu juga dalam menentukan arah politik, masing-masing parpol tentu akan memilih gerbang mana yang terbaik,” kata Heri.

“Dari wacana yang berkembang, PDIP sedang mempertimbangkan di luar pemerintahan, artinya menjadi oposisi. Mungkin saja PKS yang selama ini konsisten berada di jalur oposisi,” kata mas Bro.

“Kabarnya sikap PDIP akan diputuskan dalam rakernas bulan Mei mendatang, apakah bergabung dengan koalisi pemerintahan atau di luar gerbong pemerintahan,” kata Yudi.

“Yang jelas, apakah dalam koalisi pemerintahan atau di luar koalisi, sebut saja oposisi, tetapi tujuan yang hendak dicapai adalah sama, demi kemajuan bangsa dan negara,” kata mas Bro.

“Jalan yang ditempuh boleh berbeda, tetapi semuanya harus mengedepankan kepentingan nasional, bukan kehendak pribadi atau kerabatnya,” kata Heri.

“Oposisi itu bukanlah musuh. Di negara manapun keberadaan oposisi itu dibutuhkan. Dapat diibaratkan oposisi sebagai teman seperjalanan yang bertugas mengingatkan,” jelas mas Bro.

“Jadi melanggar rambu, ada teman yang mengingatkan. Begitu juga kalau perjalanan salah arah atau salah jalan, langsung ada yang mengingatkan agar kembali ke jalan yang benar menuju tujuan,” kata Yudi.

Berita Terkait

News Update