SERING mendengar ya, orang ribut dengan orang dekat. Dengan tetangga misalnya, pun ribut dengan sebab musabab yang sepele. Hanya karena si tetangga baru beli barang baru, anaknya ribut jadi pertengkaran besar.
Begitu juga saudara yang tinggal saling berdekatan, atau satu rumah, sering ribut. Jadi gesekan itu terjadi karena dekat. Maka kalau nggak mau terjadi gesekan ya menjauhlah. Ada pepatah, kalau jauh wangi, tapi kalau berdekatan bau nggak enak alias busuk. Ini mengibaratkan saudara yang semakin jauh, akan dirindu, tapi kalau berdekatan selalu saja mengundang ribut.
Sering mendengar yang disebut KDRT? Ya, itu adalah gesekan yang sangat mengerikan, di mana awalnya hanya mulut yang bicara, tapi kemudian tangan, kaki yang bicara membabi buta. Biasanya sasarannya adalah pihak yang lemah. Tapi, teori ini sekarang nggak berlaku, karena ada juga lelaki yang kuat dibunuh oleh istri sendiri. Memang bukan dia si istri sendiri yang melakukan, karena bisa saja dia menyuruh orang lain untuk menghabisi sang suami.
Baca juga: Kesingnya Bagus, Isinya Amburadul?
Nah, gesek menggesek memang diperlukan, tapi diatur dengan sedemikian rupa akan menjadi tenaga, jadi sumber daya yang luar biasa, dan berguna bagi kehidupan manusia.
Seperti aliran listrik. Masyarakat tanpa listrik akan kesulitan. Kita tahu listrik adalah sumber tenaga yang berguna untuk apa saja, dari urusan rumah tangga sampai pabrik besar untuk menghasilkan produk, untuk kehidupan manusia.
Aliran atau arus listrik harus dikelola dengan baik dan benar. Jika tidak, ketika terjadi gesekan akan menghasilkan api yang liar, dan bisa menghanguskan apa saja.
Baca juga: Ngapain Ributin yang Cengceremen, Sih?
Begitu juga manusia, kalau mereka bisa mengelola emosinya, jangan saling ngotot, mau menang sendiri. Apalagi gesekan antara orang tua dengan anak, suami dan istri. Malah ada yang sampai ke pengadilan. Janganlah!
Kalau pun ada gesekan, itu adalah gesekan lembut yang menjalin kasih sayang antara suami istri, demi kelangsungan hidup bahagia penuh cinta? (massoes)