SANGKURIANG marah besar, ngamuk dia, karena merasa dibohongi oleh kekasihnya Dayang Sumbi. Maka dengan kesaktiannya dia menendang perahu yang dibuatnya itu, yang konon langsung jadi Gunung Tangkuban Perahu.
Bukan tanpa sebab, kisah yang berakhir tragis tesebut karena menghindari hubungan satu darah. Di mana, Dayang Sumbi yang sangat dicintai sangkuriang itu ternyata adalah ibu kandungnya. Maka dengan berbagai dalih Dayang Sumbi, sang ibu mengelabui anaknya agar gagal mempersunting dirinya.
Kayaknya sebagian besar masyarakat sudah sangat paham cerita dari Jawa Barat tersebut. Jadi sebenanya ada nasihat dan pesan yang patut diambil hikmahnya. Banyak orang yang memaksakan kehendak untuk mencapai tujuannya. Apapun mereka lakukan. Nggak peduli dengan jalan yang salah yang penting bisa memuaskan dirinya.
Baca juga: Pendekar Tua pun Turun Gunung
Di zaman now ini kan banyak ya kelakuan orang yang sebenanya dia tahu bahwa itu salah, melanggar hukum negara atau pun norma agama. Orang tua yang mengumbar nafsu bejatnnya, menggagahi anaknya sendiri. Bukan sekali, karena khilaf, tapi berkali-kali.
Orang dewasa, lelaki beristri dan wanita bersuami menyeleweng, melakukan cinta terlarang. Nggak malu, bahkan sampai mempertaruhkan nama baik dan jabatan. Nggak berpikir, jika ketahuan akan memorakporandakan keluarga yang sudah dibina sekian tahun lamanya.
Kalau mereka itu pejabat yang punya kewenangan luas, akan menyelewengkan kewenangannya itu demi kepentingan dirinya dan golongannya. Tak peduli apa yang mereka lakukan akan merugikan negara. Mungkin baru sadar ketika petugas mencokok mereka. ”Mohon maaf saya khilaf,” katanya ampun ampunan. Malah ada yang masih mengelak: Saya difitnah. Saya dizolimi!
Baca juga: Kesingnya Bagus, Isinya Amburadul?
Kalau saja mereka sakti kayak Sangkuriang pasti kakinya sudah menendang apa saja yang ada di dekatnya. BIsa menjelma jadi ‘gunung uang korupsi’. Hiii,bisa dibayangkan kalau meletus? (massoes)