Nah Ini Dia

Tengah Asyik Kencani Janda Kepala Somplak Dicangkul

Senin 21 Des 2020, 07:30 WIB

TENGAH Asyik Kencani Janda Kepala Somplak Dicangkul – Jika kaleng yang somplak, disolder juga beres. Tapi jika yang somplak kepala Mulkan, 45, haruslah ke rumah sakit. Anwar, 28, sampai tega cangkul kepala orang, gara-gara memergoki Mulkan sedang menyetubuhi kakaknya, Mirah, 35. Bahkan si janda dihajar sampai pingsan, karena bikin malu keluarga.

Lelaki petulang asmara paling demen jika melihat janda nganggur. Apa lagi jika sijanda penampilannya masih menjanjikan, dengan berbagai cara akan dilobi. Soalnya sang petualang punya prediksi, wanita janda kebanyakan merasa kesepian.

Analoginya, perokok dilarang merokok pasti ketagihan. Mending kalau belum pernah merasakan sekalian lezatnya tembakau, dilarang merokok ya tenang-tenang saja. Padahal bagi petualang, janda lebih lezat dari tembakau.

Mulkan warga Cempaka, Kabupaten Pinrang (Sulsel) termasuk lelaki petualang itu. Meski sudah punya istri di rumah, asal melihat janda muda langsung jadi gatel. Dia selalu berusaha untuk mendekati dan kemudian menggauli. Boleh dikata, Mulkan itu termasuk pengamat janda. Cuma sampai sekarang belum ada pengamat janda yang selalu jadi narasumber pers, sebagaimana pengamat politik.

Baca juga: Uang Belanja dari Suami Dialirkan untuk PIL-nya

Di tetangga kampung, kebetulan ada tinggal seorang janda muda, namanya Mirah bukan Halime sebagaimana lagunya Benyamin S. Tak jelas baginya, janda ditinggal mati atau cerai. Yang jelas bagi Mulkan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, dia yakin betul bahwa Mirah bisa dimainkan.

“Orang saja lama nggak merokok mulut jadi asem,” kata Mulkan mencari pembenaran teorinya.

Melalui HP canggih mulailah keduanya berkomunikasi. Awalnya pembicaraan masih umum-umum saja, tapi tambah hari makin menjurus. Dan ternyata Mirah pun merespon ketika Mulkan menyampaikan narasi-narasi nakal. Maka si petualang asmara semakin gencar mempecundangi si janda kesepian.

Beberapa minggu dalam perkenalan sampai penjajagan, akhirnya Mirah berhasil “dijajagi” Mulkan beneran di atas ranjang, tanpa harus pakai TOBI (Towed Oceand Bottom Instrument) alat untuk mengetahui kedalaman laut. Hasilnya sama-sama puas. Bago Mirah, kehadiran Mulkan bak orang haus diberi segelas es teh manis, glek…glek….glekkkk, habis!

Baca juga: Hobi Kencani Bini Warganya, Kades Dipaksa Turun Tahta

Sejak itu asal sikonnya mengizinkan, Mulkan malam-malam meluncur ke rumah kebun milik Mirah yang letaknya tak serumah dengan hunian utama. Datang pukul 22.00, pulang lagi 1-2 jam setelah relaksasi. Karena lokasinya agak jauh dari rumah utama, para tetangga tak ada yang mengetahui aksi mesum keduanya itu.

Tapi yang terjadi belum lama ini sungguh beda. Di luar perhitungan Mirah-Mulkan, adik kandung Mirah yang bernama Anwar dan tinggal di lain kampung, malam-malam mampir ke rumah. Begitu di rumah utama kosong, dia langsung mencari Mirah di rumah kebon. Lho, kok ada sepeda motor parkir? Tamu siapa malam-malam? Diam-diam Anwar masuk.

Alangkah kagetnya, begitu melihat kakaknya sedang berhubungan intim dengan Mulkan. Melihat ada sebuah pacul di situ, langsung saja dipukulkan berulang kali ke kepala Mulkan. Meski tidak pas pada bagian yang tajam, tetap saja kepala somplak berdarah-darah.

Baca juga: Lihat Mantan Doi Kondangan Mempelai Wanita Jadi Histeris

Mirah belum habis kekagetannya, tahu-tahu dihajar sekalian oleh adiknya, sambil diomeli. Mungkin pikir Anwar, kalau sekedar gatel jadi janda kan ada Salep 88 dan Kalpanax, kenapa harus meladeni Mulkan silelaki petualang? Dan akibat amukan si adik, Mirah pun pingsan dibuatnya.

Setelah keduanya tumbang barulah Anwar menghubungi saudara-saudaranya. Sementara kedua korban dilarikan ke Rumah Sakit, polisi pun datang mengamankan Anwar. Dalam pemeriksaaan anak muda ini merasa emosi pada Mulkan yang mempermainkan kakaknya. Tapi Anwar juga malu punya kakak sampai seperti itu kelakuannya. “Saya malu punya kakak bikin malu keluarga.” Katanya pada polisi.

Bikin malu keluarga gara-gara soal kemaluan. (DC/Gunarso TS)

Tags:
tengah-asyik-kencani-jandakepala-somplakNah Ini Diadicangkul

Reporter

Administrator

Editor