ADVERTISEMENT

Hobi Kencani Bini Warganya, Kades Dipaksa Turun Tahta

Sabtu, 19 Desember 2020 07:30 WIB

Share
Hobi Kencani Bini Warganya, Kades Dipaksa Turun Tahta

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

HARTA, wanita, dan tahta, itu godaan setiap orang. Dan Kades Sarbini, 45, dari Gunung Kidul (DIY) dipaksa turun tahta, karena hobinya kencani bini warga. Sekali dimaafkan kok jadi tuman. Maka setelah kencani Ny. Juminah, 37, anggota BPD, warga tak ada ampun lagi. Kades Sarbini harus benar-benar lengser.

            Orang paling tidak tahan menghadapi godaan harta, wanita dan tahta. Sekedar contoh, kini orang berebut jadi anggota DPRD atau DPR, karena jika tahta tersebut diperoleh, maka wanita dan harta akan mengikutinya. Bayangkan, jika jadi anggota DPRD saja dia diberi wewenang kelola anggaran sampai Rp 8,3 miliar setahun, apakah nggak ngiler jadi politisi?

            Kades Sarbini di Kecamatan Semin, tak bermuluk-muluk jadi anggota DPRD. Jadi pimpinan desa saja dia tiap tahun sudah dapat Dana Desa sekitar Rp 750 juta dari pemerintah. Dia punya peluang besar untuk membangun desanya. Jalan lingkungan diaspal, saluran air dibenahi. Jika saluran air lancar, maka produk pertanian akan meningkat dan itu akan mensejahterakan warganya.

Baca juga: Lihat Mantan Doi Kondangan Mempelai Wanita Jadi Histeris

            Tapi sayangnya, selain membangun desa Pak Kades diam-diam juga suka membangun cinta di luar istrinya. Bagi Pak Kades, itu pekerjaan sangat mudah. Sebab sebagai orang nomer satu di desanya, dia punya kharisma untuk menaklukkan wanita. Jangankan gadis, bini orang pun siap dipacari Pak Kades.

            Beberapa waktu lalu Kades Sarbini ini punya gebedan namanya Warsini (30). Warga banyak memergoki keduanya pergi bersama, padahal si wanita juga sudah punya suami. Pak Kades pun kena interpelasi oleh pihak BPD (Badan Permusyawaratan Desa), sehingga terancam diimpeachment. Tapi berkat lobi-lobi ke sana kemari, akhirnya kesalahan Pak Kades dimaafkan dengan catatan tidak mengulangi lagi.

            Tapi Kades Sarbini yang merasa sebagai “aset bangsa” di kampungnya, semakin besar kepala. Peringatan dari BPD itu dianggap sepi. Buktinya, dia terus menjalin asmara di bawah tanah. Bila dulu dengan warga biasa, sekarang justru ditingkatkan dengan memacari anggota BPD itu sendiri. Ini kan pecicilan sekali namanya.

Baca juga: Pakar: Intervensi Proses Hukum Tidak Dibenarkan, Kalau Ingin Demo Digelar Online Saja

Tapi anehnya, Ny. Juminah yang dipacari Pak Kades juga tak bisa menolak. Seakan lupa akan jabatannya, dibawa-bawa ke hotel juga mau saja. Padahal di hotel tak sekedar numpang tidur belaka, tapi juga ada kegiatan “ekstra kurikuler” yang sangat mengasyikkan.

Lama-lama suami Juminah tahu kegiatan non kurikuler antara Kades dan anggota BPD tersebut. Kades dan BPD memang harus kompak, tapi kalau sampai ke urusan ranjang segala, lagi lagi, itu kan pecicilan namanya. Maka diam-diam dia membuntuti sepak terjang istrinya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT