Fenomena Bunuh Diri, Psikolog Sebut WHO Sudah Sinyalir di Masa Pandemi Gangguan Jiwa Marak

Jumat 06 Nov 2020, 07:35 WIB
Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel.

Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel.

JAKARTA – Menyedihkan. Kasus bunuh diri marak di Jabodetabek. Terkait hal itu, pakar Psikologi Forensik Reza masyarakat Indonesia khususnya Jakarta sudah berhadapan dengan pandemik bunuh diri.

Reza mengatakan, di balik bunuh diri ada pandemik masalah kejiwaan yang serius. WHO sudah sinyalir bahwa di masa pandemi ini gangguan jiwa bakal lebih marak

Menurut Reza Reza masyarakat Indonesia menganggap masalah psikis atau mental lebih hina dari pada masalah fisik. Akibatnya, kondisi psikis terlanjur memburuk. Berita-berita bunuh diri bisa mendorong orang untuk melakukan perbuatan serupa.

Belakangan diberitakan, kasus gantung diri saat ini menjadi fenomenal masyarakat Jabodetabek untuk mengakhiri hidupnya ditengah persoalan hidup yang semakin berat. 

Kondisi tersebut semakin diperberat ditengah pandemi Covid-19. Pemicunya tak terlepas dari keributan dan permasalah ekonomi. 

Dua minggu terakhir tercatat ada 3 kasus yang menonjol, terakhir Kamis (5/11/2020) seorang Kepala Desa di Tangerang, gantung diri akibat ekonomi. Sebelumnya di Depok karyawati cantik juga gantung diri. 

Bahkan sepekan lalu seorang pedagang nekad terjun dari rusun di Jakarta Timur juga akibat ekonomi.

Melihat fenomena ini, pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan data WHO menyebutkan Per tahun ada 10,5 kasus per 100 ribu orang bunuh diri.

Sebelum pandemik Covid-19, kata Reza masyarakat Indonesia khususnya Jakarta sudah berhadapan dengan pandemik bunuh diri. Dan di balik bunuh diri ada pandemik masalah kejiwaan yang serius.

"WHO sudah sinyalir bahwa di masa pandemi ini gangguan jiwa bakal lebih marak. Terlambat tertangani, penderita bisa semakin parah hingga mencapai titik ekstrim," kata Reza, Kamis (5/11/2020).

Kesulitannya, jelas Reza masyarakat Indonesia menganggap masalah psikis atau mental lebih hina dari pada masalah fisik. Akibatnya, kondisi psikis terlanjur memburuk.

"Juga, jangan abaikan copycat suicide. Berita-berita bunuh diri bisa mendorong orang untuk melakukan perbuatan serupa," ucapnya.

Untuk mengantisipasi kondisi kejiwaan seperti ini, sambung Reza segera cari bantuan, perkuat ibadah, kembangkan pola hidup sehat, yakinkan diri bahwa bunuh diri adalah salah apa pun alasannya. 

"Tidak sebatas menyengsarakan diri sendiri, tapi juga membuat orang lain menderita. Apa pun alasannya, bunuh diri adala salah. Merugikan diri sendiri dan orang banyak," pungkasnya. (ilham/win)

Berita Terkait
News Update