Sental-Sentil

Jangan Anggap Remeh

Senin 23 Nov 2020, 06:30 WIB

MENGUBAH sesuatu yang telah menjadi kebiasaan memang sulit. Butuh kekuatan untuk terus berkomitmen, bersemangat dan merealisasikannya.

Memakai masker adalah mengubah kebiasaan. Menjaga jarak dan menghindari kerumunan bagian dari mengubah kebiasaan sebelum-sebelumnya.

Begitu juga mencuci tangan dengan sabun sehabis memegang barang atau benda tertentu adalah mengubah kebiasaan.

Sebelumnya kita mencuci tangan jika merasa kotor atau sehabis memegang barang kotor.

Baca juga: Pekan Keprihatinan

Sejak kecil kita sudah diajarkan demikian, termasuk cuci kaki dan tangan sebelum tidur, cuci tangan dengan sabun sebelum makan.

Kini di era pandemi kita wajib cuci tangan dengan sabun kapan saja dan di mana saja untuk mencegah penularan Covid-19.

Mengubah kebiasaan perlu kesadaran diri. Beradaptasi dengan kebiasaan baru memang butuh komitmen dan motivasi diri bahwa hal baru itu wajib dilakukan. Jika tidak disiplin menerapkannya akan mendapat petaka.

Hal seperti ini pula yang tiada henti diingatkan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid -19, Letjen TNI Doni Monardo bahwa wajib menerapkan 3M itu bukan ajakan mengada - ada.

Baca juga: ‘Tuturut Munding’ Dialog Bangsa Kerbau

Mengapa? Jawabnya Covid-19 ini adalah ancaman nyata. Bukan konspirasi dan bukan rekayasa.

Catat! Yang positif tiap hari bertambah jumlahnya saat ini sudah tembus 500 ribu orang. Yang meninggal lebih dari 15 ribu jiwa.

Masih kurang yakin? Ini jawabnya. Mereka yang menjadi korban Covid adalah lansia, komorbid, (hipertensi, diabetes, jantung, ginjal dan sejumlah penyakit penyerta lainnya).

Jika muncul pertanyaan mengapa harus menjalankan 3M? Ini pula jawabnya.

Baca juga: Cukup Satu Kata "Putus" Penularan

Penularan virus corona melalui droplet (cairan atau cipratan liur yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara).

Selain droplet, juga aerosol yaitu udara yang keluar pada saat kita berbicara.

Itulah sebabnya mengapa kita selalu diminta menggunakan masker, menjaga jarak, dan juga sering mencuci tangan supaya tangan kita tidak menyentuh bagian dari wajah. Ini yang harus kita perhatikan.

Memang mengubah perilaku butuh waktu, karenanya perlu peran serta semua pihak, utamanya pemimpin kewilayahan mulai dari gubernur, kapolda, pangdam hingga jajaran pemimpin di bawahnya.

Baca juga: Jangan Stres, Nanti Kena Covid-19

Tak kalah pentingnya peran para tokoh masyarakat hingga ketua RT/RW.

Mereka ada di garda terdepan dalam upaya ikut memutus mata rantai penularan. (jokles/tha)

Tags:
Sental-Sentiljangan-anggap-remeh

Reporter

Administrator

Editor