ADVERTISEMENT

Meremehkan atau Menyanjung?

Senin, 23 November 2020 09:45 WIB

Share
Meremehkan atau Menyanjung?

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PERMAINAN kata-kata atau kalimat  belakangan lagi banyak dilakukan orang. Yakni untuk menyerang, membully orang lain. Tujuannya tentu saja, agar orang itu malu dan jatuh harga dirinya. Tentu saja yang menyerang, karena sebab musabab tidak suka. Sakit hati, dendam dst.

Soal mengucapkan kata atau kalimat bisa diartikan atau berkonotasi baik dan buruk. Jadi dengar dan pehatikanlah ketika seseorang bicara, kemana arahnya, bernada baik atau sebaliknya menyinggung perasaan?

Contoh, ada orang berkisah tentang riwayat hidup seseorang. Dulu seseorang yang dimaksud miskin, tapi sekarang tajir melintir dan jadi orang terkenal. Si pencerita bicara;  Masa kecil Pak Anu sangat sengsara. Orang tuanya miskin hanya sebagai buruh harian.

Baca juga: Hiruk Pikuk, Viral dan Trending Topic

Tapi dia punya samangat, rajin, bekerja dan menuntut ilmu. “Sepulang sekolah dia jualan gorengan berkeliling kampung, membantu orang tuanya. Pagi hari jualan koran, malam mengaji, ” kata si pencerita. Buktinya, dia sekarang berhasil, punya banyak perusahaan, jadi orang kaya raya, ngetop.

Begitu, cerita yang menyanjung buat Pak Anu. Tapi, bila yang bercerita marah, dengan sengaja mau memojokkan mau menghujat maka beda gaya bahasa dan dialeknya. Pembaca atau penonton bisa meliat  tekstur tubuhnya, miring ke arah mana?  

Menghujat. Inilah contohnya; "Ah, belagu, gue tahu borok luh, anak orang miskin. Lu dulu jualan gorengan, jualan koran keliling kampung. Sekarang sombong!”

Baca juga: Amburadul dan ‘Sobat Ambyar’

Coba apa yang salah bagi orang yang sedang dibully itu? Apakah salah, dulu miskin dan jualan gorengan atau koran? Nggak ada yang salah ya. Karena dengan usahanya itu, sekarang jadi kaya raya.

Ya, kalau  bicara memang tergantung dari mulut sedang dalam keadaan bagaimana. Senang atau sebaliknya? Karena, ingat mulutmu adalah harimau mu, kata peribahasa. Bagus dapat pujian, buruk bisa berbalik menerkam. (massoes)

ADVERTISEMENT

Reporter: Yulian Saputra
Editor: Yulian Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT