Cabut Poster HRS di Petamburan, IPW Apresiasi TNI

Jumat 20 Nov 2020, 12:45 WIB
Sejumlah anggota pasukan elite yang tergabung dalam Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI mendatangi Markas Front Pembela Islam (FPI) pimpinan Habib Rizieq Shihab di Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2020). (Ist)

Sejumlah anggota pasukan elite yang tergabung dalam Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI mendatangi Markas Front Pembela Islam (FPI) pimpinan Habib Rizieq Shihab di Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2020). (Ist)

JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) memberi apresiasi pada TNI yang sudah melakukan penurunan poster poster Habib Rizieq Shihab (HRS) di berbagai tempat, termasuk manuver TNI di wilayah Petamburan tempat markas FPI pimpinan HRS. 

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan, pencabutan poster tersebut seharusnya dilakukan Satpol PP bersama Polri.

Sebab sesuai ketentuan Perda semua pemasangan spanduk, poster dan baliho harus memiliki ijin.

Namun Satpol PP dan Polri tidak berani mencabut baliho baliho Rizieq. Sebab itu IPW memberi apresiasi kepada Pangdam Jaya yang sudah memerintahkan anggotanya mencabuti baliho Habib Rizieq. 

Baca juga: Kapolda Metro & Jabar Dicopot karena Tak Tegakkan Prokes, Ini Kata IPW

"Diharapkan jajaran Kodam Jaya segera membersihkan semua baliho Rizieq yang tanpa ijin tersebut," kata Neta S Pane, Jumat (20/11/2020).

Begitu juga dengan manuver yang dilakukan TNI di wilayah Petamburan. Menurut Neta, yang dilakukan TNI untuk mengantisipasi situasi ketahanan negara dan keutuhan NKRI.

Sebab Habib Rizieq sudah beberapa kali bermanuver yang bisa mengganggu keutuhan NKRI. 

Diantaranya, datang ke Indonesia Habib Rizieq akan memimpin revolusi seperti di Iran, kemudian Rizieq memberi ancaman "memenggal kepala" dll. 

Baca juga: IPW Prediksi 3 Bursa Calon Kapolri dan Promosi Jabatan Komjen

"Meskipun itu hanya ancaman kosong, tapi mengingat massa FPI cenderung radikal dan dari masyarakat bawah, ucapan Rizieq itu bisa berpotensi memicu kekacauan dan gangguan keamanan serta mengganggu keutuhan NKRI," ujarnya.

Neta mengatakan, ucapan dan ancaman Rizieq makin riuh tatkalah poster dan baliho Rizieq terlihat dimana mana dan tanpa ijin.

Sehingga terkesan Rizieq dan orang orangnya seakan tidak tersentuh hukum. Ironisnya, dalam situasi ini jajaran kepolisian hanya berdiam diri. 

"Manuver Rizieq yang melakukan kerumunan massa di tengah pandemi Covid 19 dibiarkan begitu saja oleh pihak kepolisian. Akibatnya Rizieq bebas bermanuver mulai dari saat tiba di bandara Soetta, di rumahnya di Petamburan, dan di puncak Bogor," pungkasnya.

Baca juga: Tangsel Marak Begal Payudara, IPW Minta Perbanyak CCTV

Bebasnya Rizieq bermanuver, kata Neta seakan menggambarkan tidak adanya aparatur negara yang berani menghadapi Ketum FPI itu. Negara sepertinya kalah dan tak berdaya menghadapi manuver Rizieq. 

"Dalam situasi ini sangat wajar jika TNI turun tangan mengambilalih pengendalian situasi dengan melakukan manuver di sekitar wilayah Petamburan dan memerintahkan anggotanya mencabuti baliho Rizieq. 

"Manuver TNI di sekitar Petamburan dan pencabutan baliho Rizieq  ini sekaligus menunjukkan bawah negara tidak boleh kalah pada pihak pihak yang bermanuver ingin mengacaukan atau merusak keutuhan NKRI," pungkasnya. (ilham/tri)

Berita Terkait
News Update