Zulhas menyoroti keberadaan program bansos yang dianggap tidak akan berdampak baik untuk masyarakat. (Sumber: Instagram/@zul.hasan)

EKONOMI

Minta Bansos Tak Jadi Andalan, Menteri Zulhas Singgung Mental Masyarakat: Kita Harus Kerja Keras

Kamis 27 Feb 2025, 17:45 WIB

POSKOTA.CO.ID –Program bantuan sosial (bansos) pemerintah selama ini dinilai telah membantu masyarakat. Namun hal itu tidak disetujui oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas.

Menteri Zulhas mengatakan, masyarakat warga Indonesia tidak akan maju jika hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah.

Oleh karena itu, dirinya meminta agar masyarakat, khususnya para petani untuk bekerja keras dan tidak pasrah pada keadaan.

Baca Juga: Zulhas Percaya Diri, Pasangan Jeje Govinda dan Harris Menang di Pilkada Bandung Barat

Menteri Zulhas Khawatir Masyarakat Terbiasa Meminta

Dia mengatakan, bansos pemerintah cukup diberikan sesekali saja. Pasalnya, jika diberikan terus menerus dikhawatirkan akan membuat masyarakat terbiasa 'meminta'. 

"Apalagi kita hanya mengandalkan 'ya sudahlah kalau susah saya kasih beras bansos 10 kg nanti susah lagi dikasih lagi bantuan Rp500 ribu,” katanya dalam dalam sebuah acara di Jakarta Selatan, Rabu 26 Februari 2025.

“Itu sih sementara oke, tapi kalau itu menjadi kebiasaan akhirnya realita terbiasa tangan di bawah dia biasa nerima nanti dia ikut judi online. Kita nggak mungkin maju," sambungnya.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menekankan, kerja keras adalah kunci sebuah kesuksesan termasuk dalam sektor pertanian.

Baca Juga: Zulhas Tegaskan Pemerintah Siapkan Anggaran Rp75 Triliun dari APBN untuk Program Makan Siang Gratis

Selain mengandalkan para petani, menurutnya hal ini juga perlu diimbangi dengan kehadiran pemerintah berupa apresiasi terhadap hasil pertanian.

"Kita bisa maju dengan warganya bekerja keras tapi sebaliknya pemerintah harus hadir. Kalau dia kerja keras lalu hasilnya kita beli dengan harga yang baik maka dia akan kreatif," jelasnya.

Zulhan mengatakan, konsep tersebut diterapkan di Thailand dan Vietnam. Di sana, pertanian durian bisa beri andil mencapai US$ 4 miliar karena pemerintah mematok harga yang menguntungkan petani.

Hasilnya, petani ikut sejahtera karena memiliki cukup uang sehingga mendorong produktivitas bahkan aktif dalam pengembangan jenis tanaman baru.

Baca Juga: PAN Klarifikasi Pernyataan Zulhas Tentang Praktik Shalat Dikaitkan dengan Pilpres 2024

"Kita kan tidak, kelapa misalnya. Pohon kelapa kita Tuhan yang kasih hidup, Tuhan yang jatohkan (buah kelapanya), peran kita ada di mana?" tanyanya.

Dia juga menyinggung tertinggalnya petani Indonesia dalam penggunaan teknologi pertanian. Padahal itu dianggap bisa mendorong tercapainya target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

"Orang sudah pakai teknologi, sudah menerapkan mekanisme tertentu. Kita tentu harus mengarah ke sana. Kalau kita arah ke sana dengan jumlah petani yang begitu banyak dan produktif maka pertanian bisa memberikan andil dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen," paparnya.

Menteri Zulhas mengatakan, hal tersebut juga tidak lepas dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian selama 26 tahun ke belakang.

Baca Juga: Zulhas Optimis Elektabilitas PAN Lebih Baik Ketimbang Hasil Survei

Padahal, kata dia, saat pemerintahan Presiden Soeharto sektor pertanian menyumbang hingga 66 persen terhadap penyerapan tenaga kerja, namun sekarang hanya 20-25 persen. 

Di samping secara bertahap mengadopsi teknologi di bidang pertanian, Zulhas menyoroti pentingnya memberikan kesadaran bahwa pertanian adalah industri yang menguntungkan.

Hal ini dapat mulai dengan membiaskan masyarakat menanam tanaman di pekarangan rumah yang sampai saat ini masih sangat rendah.

"Anak muda dan milenial ditanya mau jadi petani, nggak ada mau karena rezekinya gelap," imbuh Zulhas.

Tags:
Teknologi Pertaniansektor pertanianbansos pemerintahZulkifli HasanMenteri Zulhasbantuan sosial

Fia Afifah Rahmah

Reporter

Fia Afifah Rahmah

Editor