Menko Pangan Zulhas Sesumbar Akan Stop Impor Gula 2025

Kamis 19 Des 2024, 17:13 WIB
Menko Pangan Zulkifli Hasan jamin stok pangan jelang Natal dan Tahun Baru aman dan target tahun depn tidak impor. (Dok Instagram Zulkifli Hasan)

Menko Pangan Zulkifli Hasan jamin stok pangan jelang Natal dan Tahun Baru aman dan target tahun depn tidak impor. (Dok Instagram Zulkifli Hasan)

POSKOTA.CO.ID - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan akan melakukan penghentian impor gula dan sejumlah komoditas lainnya pada tahun 2025 mendatang. 

Zulhas yakin penghentian impor tersebut akan terlaksana seiring peningkatan produksi dalam negeri yang didukung pemerintah. 

"Saya optimistis kita di tahun depan tidak impor gula, tidak impor garam untuk konsumsi, tidak impor beras, tidak jagung," tegas Zulhas, kepada wartawan seusai meninjau salah satu perkebunan tebu di Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis 19 Desember 2024.

Zulhas mengungkapkan total produksi yang dibutuhkan dalam negeri guna melaksanakan kebijakan penghentian impor gula tersebut harus mencapai 3,1 juta ton per tahun.

Namun kini dikatakan Zulhas, kondisi produksi gula nasional pada 2024 berada di angka 2,4 juta ton atau naik 200 ribu ton dari tahun 2023 yang mencapai 2,2 juta ton.

Untuk itu, Zulhas menyatakan jumlah produksi gula itu diproyeksikan akan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2025 hingga mencapai 2,6-2,7 juta ton.

"Tahun depan diperkirakan akan 2,6 juta ton, tetapi saya meyakini bahwa jumlahnya bisa mencapai 2,7 juta ton. Kalau kebutuhan nasional 3,1 juta ton tapi kami masih ada sisa stok, jadi cukup Insya Allah," paparnya.

Pihaknya pun berjanji, akan terus menggenjot penerapan langkah strategis bersama pemerintah kabupaten kota dan provinsi guna memaksimalkan produksi gula yang ada, termasuk komoditas lainnya.

"Tentu ada opsi membuka lahan (perkebunan) baru, kami masih akan merapatkan ini bersama pemerintah provinsi," bebernya.

Dalam hal ini, Zulhas berharap kebijakan ini bisa meningkatkan kesejahteraan bagi para petani tebu, termasuk di wilayah Kabupaten Malang.

"Rakyat itu sudah bekerja keras, makanya jangan sampai sudah menanam tapi malah rugi. Kalau sudah menanam tebu, dibeli, harganya bagus, harus untung," paparnya.

News Update