Ilustrasi Liga Korupsi Indonesia. Kasus korupsi Pertamina di peringkat kedua. (Sumber: X/@Swiftpolitipops)

Nasional

Liga Korupsi Indonesia Ditonton Rakyat, Peringkat Bank Century Disalip Kasus Pertamina dan PT Timah

Kamis 27 Feb 2025, 11:17 WIB

POSKOTA.CO.ID - Liga yang sedang hangat dibicarakan adalah Liga Korupsi Indonesia, di mana klasemennya diisi oleh kasus-kasus korup yang terjadi di tanah air.

Setelah baru-baru ini terkuak kasus mega korupsi Pertamina serta dugaan adanya Pertamax oplosan daftar kasus seperti Bank Century, Proyek BTS 4G dan lain sebagainya muncul lagi ke permukaan dalam bentuk klasemen.

Sebetulnya, liga ini tidak diharapkan karena sangat merugikan seluruh rakyat Indonesia. Mirisnya publik atau rakyat hanya bisa menonton apa yang sedang terjadi saat ini.

Baca Juga: Dugaan Pertamax Oplosan Masyarakat Cari SPBU Lain, Cek Perbandingan Harga BBM Februari 2025

Klasemen Sementara Liga Korupsi Indonesia

Dalam daftar klasemen yang beredar di media sosial, PT Timah Tbk berada di puncak dan disusul oleh PT Pertamina Patra Niaga.

Sementara itu, kasus lama seperti Bank Century atau BLBI harus turun peringkat. Berikut ini daftar serta jumlah kerugian negara, antara lain:

Dari daftar klasemen ini, diduga bahwa kerugian negara yang disebabkan oleh PT Pertamina Patra Niaga lebih dari nilai yang disebutkan, sebab praktik culas tersebut telah berlangsung selama lima tahun.

Baca Juga: Korupsi BBM Oplosan Pertamina Bikin Geram, Warga Pilih Pindah Pakai Shell

Dampak Korupsi di Berbagai Bidang

Melansir dari laman pusat edukasi antikorupsi yang dikelola oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), disebutkan ada sejumlah dampak akibat dari praktik korupsi dari mulai ekonomi, kesehatan, pembangunan, budaya hingga menyebabkan kemiskinan.

Berikut ini ulasan dampak dari korupsi untuk berbagai bidang, yaitu:

Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi

Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat investasi.

Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi yang tinggi. Ada banyak cara orang untuk tahu tingkat korupsi sebuah negara, salah satunya lewat Indeks Persepsi Korupsi (IPK).

Baca Juga: Apa Itu Klasemen Liga Korupsi Indonesia? Ternyata Ini Maksudnya

Adanya suap dan pungli dalam sebuah perekonomian menyebabkan biaya transaksi ekonomi menjadi semakin tinggi. Hal ini menyebabkan inefisiensi dalam perekonomian.

Sehinga membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Orang kaya dengan kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya. Sementara orang miskin akan semakin terpuruk dalam kemelaratan. 

Tindakan korupsi juga mampu memindahkan sumber daya publik ke tangan para koruptor, akibatnya uang pembelanjaan pemerintah menjadi lebih sedikit dan berujung pada rakyat miskin tidak akan mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan yang baik, atau fasilitas kesehatan yang mencukupi.

Baca Juga: 5 Kasus Korupsi Terbesar di Indonesia: PT Pertamina Menduduki Posisi Ke-2 dengan Kerugian hingga Rp193,7 Triliun

Dampak Korupsi di Bidang Kesehatan

Korupsi proyek dan anggaran kesehatan kerap terjadi di antara pejabat pemerintah, bahkan menteri.

Sudah dua mantan dua mantan menteri kesehatan Indonesia yang ditahan karena korupsi, yaitu Achmad Suyudi dan Siti Fadilah Supari. 

Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi jadi biang keladi buruknya pelayanan kesehatan, dua masalah utama adalah peralatan yang tidak memadai dan kekurangan obat.

Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam nyawa masyarakat. ICW mencatat, pengadaan alat kesehatan dan obat merupakan dua sektor paling rawan korupsi. 

Baca Juga: Segini Gaji Dirut Pertamina Patra Niaga yang Ditetapkan sebagai Tersangka Korupsi Minyak Mentah

Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi berkualitas buruk, pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi. Begitu juga dengan obat yang pembeliannya mengandung unsur korupsi.

Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan

Salah satu sektor yang paling banyak dikorupsi adalah pembangunan dan infrastruktur. Menurut studi World Bank, modus korupsi di sektor ini adalah mark up yang sangat tinggi mencapai 40 persen.

KPK mencatat, dalam sebuah kasus korupsi infrastruktur, dari nilai kontrak 100 persen, ternyata nilai riil infrastruktur hanya tinggal 50 persen, karena sisanya dibagi-bagi dalam proyek bancakan para koruptor.

Dampak dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat mengancam keselamatan publik.

Baca Juga: Salip BLBI, Kasus Minyak Mentah Masuk 3 Besar Skandal Korupsi Indonesia yang Rugikan Negara

KPK mencatat, korupsi di sektor ini terjadi dari tahapan perencanaan, proses pengadaan, hingga pelaksanaan.

Korupsi Meningkatkan Kemiskinan

Kemiskinan berdasarkan klasifikasi Badan Pusat Statistik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

Kemiskinan absolut

Warga dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan bekerja dengan layak.

Kemiskinan relatif

Merupakan kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan yang dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan relatif ditentukan dan ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat.

Baca Juga: Peran 7 Tersangka dalam Kasus Korupsi Minyak Mentah, Pertamina Bantah Adanya Pertamax Oplosan

Kemiskinan kultural

Merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor adat atau budaya yang membelenggu sehingga tetap berada dalam kondisi miskin. 

Kemiskinan struktural

Merupakan kemiskinan yang terjadi akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem yang tidak adil sehingga mereka tetap terjebak dalam kemiskinan.

Korupsi yang berdampak pada perekonomian menyumbang banyak untuk meningkatnya kemiskinan masyarakat di sebuah negara.

Dampak korupsi melalui pertumbuhan ekonomi adalah kemiskinan absolut. Sementara dampak korupsi terhadap ketimpangan pendapatan memunculkan kemiskinan relatif. 

Dampak Korupsi Terhadap Budaya 

Korupsi juga berdampak buruk terhadap budaya dan norma masyarakat. Ketika korupsi telah menjadi kebiasaan, maka masyarakat akan menganggapnya sebagai hal lumrah dan bukan sesuatu yang berbahaya.

Hal ini akan membuat korupsi mengakar di tengah masyarakat sehingga menjadi norma dan budaya. 

Ketika masyarakat permisif terhadap korupsi, maka semakin banyak individu yang melanggar norma antikorupsi atau melakukan korupsi dan semakin rendah rasa bersalah. 

Tags:
korupsiDampak KorupsiPertamax oplosanBank CenturyKorupsi PT Timahkorupsi PertaminaLiga Korupsi Indonesia

Muhammad Dzikrillah Tauzirie

Reporter

Muhammad Dzikrillah Tauzirie

Editor