Pemerintah telah menyusun strategi pengendalian harga pangan utama selama bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri.
Kementerian akan berkolaborasi mengawasi harga pangan di pasaran dan melakukan operasi pasar. Tujuan yang hendak dicapai, tentunya stol cukup tersedia, harga stabil. Bila perlu lebih murah.
“Strategi pengendalian harga pangan hendaknya harus lebih jitu dari tahun – tahun sebelumnya,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Betul juga, fakta dari tahun ke tahun, harga pangan bergejolak jelang Ramadan hingga lebaran. Semoga dengan strategi yang lebih oke, harga pangan pada puasa dan lebaran tahun ini, tetap stabil,” tambah Yudi.
“Itu harapan kita semua, harapan rakyat Indonesia harga pangan tetap terkendali, meskipun kebutuhan pangan melonjak jelang puasa dan lebaran,” ujar mas Bro.
“Rakyat akan bersuka cita, jika puasa dan lebaran tahun ini pemerintah berhasil mengendalikan harga pangan,” kata Heri.
“Nah itu akan terlihat dari pelaksanaan di lapangan. Acap terjadi, konsepnya bagus, strateginya keren, tetapi kalau pelaksanaan tak selaras dengan strategi yang dibangun, hasilnya pun akan melenceng,” kata mas Bro.
“Jadi kuncinya pada pelaksanaan. Sebagus apa pun kebijaksanaan, tapi pelaksanaannya tidak bagus, hasilnya pun menjadi tidak bagus,” ujar Heri.
“Begitu juga kolaborasi yang dibangun dalam mengendalikan harga pangan sangat bagus, tetapi kalau praktiknya tidak bagus, hasilnya menjadi kurang maksimal,” ujar Yudi.
“Kita berharap kementerian dan pihak – pihak yang terlibat dalam kolaborasi pengendalian harga pangan, semuanya bergerak dan cepat mencari solusi, jika ada geliat harga pangan. Jangan tunggu harga pangan melonjak, baru bergerak,” urai mas Bro.
“Seperti akhir pekan ini, jelang puasa, harga sejumlah komoditas pangan terlihat menggeliat seperti cabai, bawang, gula pasir, telur ayam ras. Ini yang harus segera diantisipasi, meski stok tersedia dengan cukup,” kata Heri.
“Iya, soalnya kalau sudah terlanjur naik, susah turunnya. Ibarat sudah duduk di kursi empuk, malas berdiri,” kata Yudi.
“Jadi semua pihak harus bergerak. Rakyat menaruh harapan besar di saat kebutuhan meningkat harga bukan ikut – ikutan melonjak, bila perlu semakin murah meriah,” jelas mas Bro. (Joko Lestari).