JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Rumah mewah yang terletak di Jalan Walang Baru VI, RT 004 RW 007, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, menjadi saksi bisu dari penemuan jasad bayi yang terbungkus kantong plastik hitam. Penemuan ini terjadi pada Senin, 27 Januari 2025, sekitar pukul 10.30 WIB.
Rumah yang dikenal oleh warga sekitar sebagai tempat berhantu ini menyimpan cerita kelam yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Menurut warga setempat, Khanafi Ahmad, 65 tahun, rumah ini dulunya milik seseorang asal Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Namun, setelah disita bank karena pemiliknya gagal membayar hutang, rumah ini dibiarkan kosong selama empat tahun. "Awalnya rumahnya bagus, tapi lama kosong, jadi sering jadi sasaran pencuri. Sekarang sudah tidak terawat," ujar Khanafi kepada Poskota, Rabu, 29 Januari 2025.
Setelah beberapa tahun kosong, sekitar dua tahun lalu, rumah dua lantai berukuran 15x30 meter itu akhirnya dihuni oleh Basrun, 56 tahun, tukang parkir yang tinggal bersama istri dan tiga anaknya. Mereka diajak menempati rumah tersebut agar tidak dibiarkan kosong dan lebih terjaga.
Baca Juga: Sejoli Pembuang Bayi di Koja Jakarta Utara Ditangkap, Polisi: Pelajar SMA
Meski demikian, rumah itu tetap menjadi pusat perhatian, terutama bagi anak-anak muda yang sering berkumpul di depannya setiap malam. "Sering banget anak-anak sekolah nongkrong di sini," tambah Khanafi.
Namun, yang paling mengejutkan adalah kejadian yang terjadi pada Senin siang, 27 Januari 2025. Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), anggota Reskrim Polsek Koja mengungkap siapa pelaku pembuangan jasad bayi tersebut.
Berdasarkan rekaman CCTV dari pos penjagaan di dekat rumah, polisi menangkap pasangan sejoli yang ternyata masih pelajar. Pelaku laki-laki berusia 17 tahun dikenal sebagai anak dari seorang bos besi tua. Dia juga dikenal warga sekitar sebagai sosok yang sombong dan sering terlihat membawa pasangannya dengan motor dan mobil mewah.
Baca Juga: Anak Kampung Tongkol Dalam, Seminggu Tak Sekolah: Baju Seragam Hilang setelah Digusur
Bayi yang jasadnya ditemukan terbungkus kantong plastik biru dan hitam itu diduga dibuang oleh ibu bayi yang rumahnya berjarak hanya 500 meter dari lokasi kejadian.
Khanafi menggambarkan pelaku wanita sebagai seorang perempuan berkulit putih, sementara pelaku pria berambut cepak. Pasangan ini dikenal sering nongkrong sampai larut malam, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi warga sekitar.
Warga sekitar juga terkejut dengan kejadian ini, bahkan banyak yang membicarakannya di media sosial. "Sering banget ada warga atau pengendara motor yang lewat dan cuma melirik atau menunjuk ke rumah ini," kata Khanafi.
Namun, ada cerita lain yang beredar di kalangan warga. Hasit, 70 tahun, seorang petugas keamanan lingkungan, mengungkapkan rumah kosong ini sudah lama dikenal sebagai tempat yang angker. "Saya pernah dengar suara tangisan bayi di tengah malam saat jaga," ujar Hasit.
Warga sekitar juga sering merasakan gangguan dari makhluk halus. Beberapa mengaku melihat sosok kuntilanak atau genderuwo. "Ada yang bilang, kalau lewat sini sering melihat sosok gaib," tambahnya.
Berdasarkan pantauan Poskota, rumah yang tampak terbengkalai ini memiliki desain lama yang mewah dengan cat oranye dan kuning. Teras depan rumah rusak, dan langit-langit garasi yang luas juga tidak terawat. Di dalam rumah, tempat di mana jasad bayi ditemukan, terlihat rusak dan terabaikan. Rumah tersebut berada di lingkungan perumahan elite.
Kronologi hingga Penangkapan
Tim Opsnal Polsek Koja menciduk dua pelaku yang membuang jasad bayi perempuan tersebut, pada Selasa, 28 Januari 2025. Kanitreskrim Polsek Koja, AKP Alex Chandra, membenarkan penangkapan tersebut.
"Ya, pelaku sudah berhasil diamankan. Mereka pasangan sejoli, dan saat ini masih dalam pemeriksaan," ungkap Alex kepada Poskota di ruang kerjanya, Rabu, 29 Januari 2025.
Alex menjelaskan, kedua pelaku adalah pelajar SMA. Motif pembuangan bayi perempuan ini masih dalam penyelidikan. "Kami sedang mendalami motif mereka, tetapi dugaan sementara adalah mereka membuang bayi tersebut setelah dilahirkan," tambahnya.
Dia menambahkan, bayi sudah dalam kondisi meninggal dunia saat ditemukan. Bayi diduga digugurkan oleh pasangan sejoli yang masih duduk di bangku SMA itu. Adapun kasus ini terungkap berkat kerja cepat Tim Opsnal yang memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Dalam rekaman tersebut, terlihat pasangan muda-mudi yang mengendarai sepeda motor jenis matik. Pelaku pria terlihat membawa kantong plastik hitam berisi bayi ke dalam rumah kosong tersebut. Tak lama kemudian, pelaku perempuan, yang diduga ibu bayi, turun dari motor dan berdiri di luar rumah.
Setelah melakukan pengejaran, kedua pelaku ditangkap di rumah masing-masing di kawasan Koja, Jakarta Utara. Alex menyebutkan, saat penangkapan, kedua pelaku tidak melawan dan langsung dibawa ke kantor polisi.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kedua pelaku dijerat dengan Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman pidana penjara lebih dari 10 tahun. "Dugaan sementara, bayi ini berasal dari hubungan gelap. Kami akan merilis data lengkapnya dalam waktu dekat," jelas Alex.
Kapolsek Koja, Kompol Andry Suharto, juga menyampaikan, bayi tersebut saat ditemukan masih lengkap dengan ari-ari dan tali pusar. Diperkirakan berusia 6 hingga 7 bulan dengan panjang sekitar 25 cm.
Bayi itu ditemukan oleh saksi, Basrun sekitar pukul 10.30 WIB, saat akan menyalakan mesin pompa air di rumah tersebut. "Tim Inafis Polres Metro Jakarta Utara melakukan pemeriksaan terhadap jasad bayi, dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ujar Andry.
Saat ini, penyelidikan masih berlanjut, dan pihak kepolisian sudah memeriksa dua saksi serta melakukan penyisiran rekaman CCTV sebagai petunjuk lebih lanjut.
Berikan Konten yang Sehat
Bahaya teknologi yang diracuni oleh tontonan pornografi dapat merusak moral seseorang dan norma-norma sosial. Hal ini disampaikan oleh Pengamat Sosial sekaligus Pengajar Humas Vokasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati.
Menurutnya, perilaku menyimpang yang berkembang di kalangan muda-mudi, hingga berujung pada pergaulan bebas, sering kali dipicu oleh penyalahgunaan teknologi digital.
"Menurut riset KPAI, 18 tahun lalu, sebanyak 60 persen anak SMP sudah terlibat dalam hubungan seks. Dan sembilan dari sepuluh anak tersebut sudah menonton film porno," ujar Devie kepada Poskota, Rabu, 29 Januari 2025.
Devie menjelaskan, saat ini konsumsi media semakin mudah dan bebas. Masa remaja, yang memiliki daya ingat yang kuat, sangat rentan terhadap pengaruh buruk jika terpapar tontonan pornografi digital. "Paparan semacam ini bisa merusak akal, moral, mental, dan spiritual anak," katanya.
Akibatnya, lanjut Devie, anak-anak yang terpapar konten beracun seperti pornografi bisa terpengaruh secara negatif dalam perkembangan pikiran dan perilaku mereka.
"Anak-anak bisa meniru tindakan yang tidak pantas, bahkan mungkin melakukan hal-hal yang sangat berbahaya, karena 'asupan' digital yang mereka konsumsi telah merusak pola pikir mereka," tambahnya.
Devie juga mengungkapkan, banyak negara telah mengatur akses konten untuk anak-anak dengan tujuan memberikan asupan konten yang lebih sehat. "Jika anak-anak mendapatkan 'vitamin' yang bergizi dari konten yang mereka konsumsi, maka kemungkinan terjadinya kerusakan pada akal, moral, mental, dan spiritual mereka dapat diminimalisir," ujarnya.
Dia menekankan, perkembangan yang baik dan pengawasan yang tepat akan mencegah anak-anak dari pengaruh buruk. Anak dan remaja usia 24 tahun bisa tetap memiliki pemikiran yang sehat jika mereka mendapatkan pengembangan yang baik. Dengan demikian, 'racun' dari konten negatif tidak akan menyebar ke pikiran mereka.
Untuk mencegah dampak negatif, Devie berharap anak-anak mendapatkan asupan konten yang positif, baik melalui kebijakan kuota internet yang sehat maupun pembatasan akses pada akun-akun tertentu. "Peran orang tua sangat penting untuk mengontrol akses anak-anak mereka terhadap aplikasi dan media digital," tambahnya.
Pentingnya Pemahaman Alat Reproduksi
Selain itu, Devie juga menekankan pentingnya pemahaman yang baik tentang alat reproduksi pada anak. Dalam riset yang pernah dilakukannya mengenai pendidikan seksualitas, Devie menemukan bahwa banyak anak yang masih kurang memahami aspek biologi tubuh mereka, termasuk alat reproduksi.
"Ketika saya mengajar, saya melakukan riset tentang pendidikan seksualitas, dan hasilnya menunjukkan bahwa banyak anak dan mahasiswa yang masih kurang memahami biologi alat reproduksi," ujarnya.
Meskipun ada protes terhadap riset ini, Devie menegaskan pentingnya pendidikan seksualitas yang tepat. "Pornografi kini juga telah menjadi bagian dari industri, dan hal ini perlu diatasi dengan memberikan pendidikan yang benar," tutupnya.