Namun, tetapi tidak pernah ada istilah kiamat internet dalam misi tersebut, sehingga kebenaran dan kaitannya dengan NASA tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Keberadaan istilah kiamat internet sendiri bersumber dari studi soal Badai Matahari yang ditulis oleh asisten profesor ilmu komputer Universitas California Sangeetha Abdu Jyothi pada 2021.
Studi tersebut menganalisis ketahanan infrastruktur internet di seluruh dunia dan menemukan bahwa kabel bawah laut memiliki risiko kegagalan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Misi Tiongkok Selamatkan Bumi Dari Kiamat
Apabila terjadi Badai Matahari, maka kabel bawah air akan terganggu dan menghilangkan daya listrik besar-besaran hingga seluruh dunia.
Kemudian Komdigi juga menyebutkan bahwa narasi tersebut keliru atau Hoax. Sebab berdasarkan penelusuran, tidak terdapat artikel khusus yang dirilis di laman resmi NASA.
Apalagi yang menjelaskan mengenai prediksi terjadinya kiamat internet karena badai matahari pada 2025 ini.
NASA sendiri telah mengembangkan sistem Artificial Intelligence (AI) untuk memprediksi bahaya cuaca antariksa 30 menit sebelum kejadian.
Namun, NASA tidak atau belum memprediksi adanya kiamat internet pada puncak siklus matahari 2025. Melihat hal tersebut, bisa disimpulkan bahwa narasi NASA tentang kiamat internet adalah hoax.