DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Sabtu malam, 11 Januari 2025, warga Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, mendengar suara gemuruh hingga memecahkan suasana hening kala itu. Suaranya terdengar seperti gempa bumi. Semakin mencekam karena di malam itu sedang turun hujan.
Tak disangka, ternyata suara tersebut bersumber dari runtuhnya atap beberapa ruang kelas di SDN Mekarjaya 29. Warga setempat, Ujang, 49 tahun, mengatakan, ambruknya atap sekolah ini menggemparkan warga sekitar. "Seperti ada gempa," kata Ujang, yang sehari-harinya bekerja sebagai penjaga SDN Mekarjaya 29.
Ada tiga ruang kelas yang atapnya ambruk, yaitu kelas dua, tiga, dan empat. Adapun yang selamat adalah ruang kelas satu, karena baru direnovasi pada November 2024. "Enggak ada angin, tapi ada hujan, tiba-tiba langsung roboh begitu saja. Untungnya saat kejadian, sekolah sedang kosong," ujar Ujang.
Penanggung Jawab sekaligus Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Mekarjaya 29 Depok, Rika Kartini mengatakan, di malam Minggu itu, warga sekitar sedang mengikuti kegiatan rapat RT dan RW, lalu mereka mendengar suara gemuruh. Waktu kejadian sekitar pukul 23.30 WIB.
"Suara gemuruh brukk.. warga mencoba mencari asal suara tersebut. Ternyata bangunan atap sekolah di lantai bawah ambruk," ujar Rika kepada Poskota, belum lama ini.
Setelah itu, warga langsung lapor ke kelurahan setempat. "Alhamdulillah, pada saat kejadian ambruk itu enggak ada korban, karena tengah malam, jadi enggak ada aktivitas," jelasnya.
Menurut Rika, ruang kelas yang ambruk paling parah ada di kelas dua A dan B. Sedangkan ruang kelas lainnya mengalami retak pada dinding. Dia juga menjelaskan, kondisi struktur bangunan di bagian atap sekolah memang sudah lapuk. Kayu-kayu yang menyangga atap termakan usia.
Ia melanjutkan, tembok gedung sekolah ini dibangun pada 1980 sehingga sudah cukup tua. Atap sekolah pernah diperbaiki dan diganti, tapi itu sudah 15 tahun yang lalu. "Sudah lama perbaikannya, tahun 2009," tuturnya.
Karena itu, Rika menyampaikan, ambruknya atap sekolah kemungkinan karena kayu-kayu yang sudah keropos. Diperparah dengan tingginya curah hujan yang dimulai sejak beberapa bulan belakangan. "Sudah tidak kuat menopang atap, termasuk genteng-gentengnya," katanya.
Para murid yang kelasnya roboh, dari kelas satu sampai empat, untuk sementara ini belajar di rumah. Untuk murid kelas lima dan enam, mereka tetap belajar di sekolah dengan menggunakan beberapa ruang kelas di bangunan berbeda yang masih tegak berdiri.
Rika menyebutkan, total murid yang terdampak robohnya ruang kelas ini berjumlah 150 orang. Semua murid rencananya akan dipindahkan ke sekolah lain untuk tetap melanjutkan kegiatan belajar. Saat ini para guru masih berdiskusi untuk membuat keputusan terkait kelanjutan proses pembelajaran berdasarkan kesepakatan bersama.
"Sampai saat ini kita masih mempunyai dua opsi, karena kita berdekatan dengan sekolah SDN 28 dan Mekarjaya 3. Jadi di Mekarjaya 3 ini ada tiga ruangan yang kosong. Nanti kita akan menggunakannya untuk murid terdampak di sini," kata dia.
Waktu pembelajaran, kata Rika, kemungkinan akan dibagi dalam dua giliran, yaitu pada pagi dan siang. Dia memastikan pemindahan tempat belajar ini tidak akan berdampak bagi para siswa di dua sekolah yang menjadi tempat belajar sementara SDN Mekarjaya 29. "Di SDN 28 dan Mekarjaya 3 ini ruang kelasnya memang kosong dan tidak terpakai," ungkapnya.
Rika menuturkan, jarak dari SDN Mekarjaya 29 ke SDN 28 dan Mekarjaya 3, tidak begitu jauh, sekitar 200 sampai 300 meter. Dia sudah mengupayakan adanya perbaikan dengan melaporkan kepada Dinas Pendidikan Kota Depok.
"Upaya pertama, kita melaporkan dulu kepada dinas atas kejadiannya. Alhamdulillah, tadi pukul 07.00 WIB direspons baik dan langsung hadir ke sini untuk melihat langsung dan menunggu proses," ujarnya.
Rika menyebut Dinas Pendidikan Depok akan menggelontorkan dana dari pos anggaran tidak terduga untuk memperbaiki sekolah tersebut. Untuk itu, wali murid diharap berdoa dan mohon bersabar. Dia memastikan para murid akan tetap belajar dalam pemantuan guru-guru.
"Jangan khawatir bagi orang tua. Tetap tenang, tidak usah khawatir dan mudah-mudahan ini cepat ada perbaikan renovasi dan kegiatan belajar-mengajar bisa dilakukan seperti biasa," katanya.
Salah seorang wali murid SDN Mekarjaya 29, Rika Mulyani, 35 tahun, menuturkan, yang terpenting saat ini adalah anaknya bisa belajar lagi di sekolah. Dia pun tidak mempermasalahkan jika proses pembelajaran dilangsungkan di sekolah lain.
"Yang terpenting, anak saya bisa sekolah," kata ibu Alvaro Tristan, murid kelas satu SDN Mekarjaya 29, saat ditemui Poskota di kediamannya yang tak jauh dari sekolah tersebut.
Rika menceritakan, sehari sebelum ambruknya sekolah, dia bersama para wali murid lain menggelar rapat. Dia merasa bersyukur kejadian ambruk itu terjadi tengah malam, bukan siang hari saat ada kegiatan. "Untung tidak ada korban," ungkapnya.
Sebelum ambruk, Rika sempat melihat atap bangunan sekolah. Sesekali dia melihat sesuatu jatuh ke plafon, seolah menunjukkan tanda ada yang tak beres dengan atapnya.
"Kondisinya memang atap sekolah ruang kelas yang ada di bawah itu sudah parah. Harapan kami para wali murid, untuk dinas terkait agar segera diperbaiki. Dengan maksud anak-anak kami bisa dapat belajar kembali di kelasnya secara aman," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah, belum merespons Poskota untuk menanggapi atap sekolah yang ambruk itu. Poskota sudah berusaha menghubungi Situ tetapi tidak mendapat tanggapan.
Berdasarkan pantauan Poskota di lokasi, ambruknya atap bangunan SDN Mekarjaya 29 disebabkan kayu kaso penopang genteng atas sudah lapuk sehingga rangka atap menjadi rapuh. Tidak dapat menahan genteng yang berat sehingga ambruk. Berbeda dengan ruang kelas satu di sebelahnya, yang terlihat rapi dan kokoh karena baru direnovasi belum lama ini. Sedangkan murid kelas lima dan enam, belajar di lantai dua di bangunan yang berbeda.