Bongkar Dugaan Korupsi dan Suarakan Keadilan, Sandi Tak Diperpanjang Kontrak Kerja oleh Damkar Depok

Selasa 07 Jan 2025, 10:21 WIB
Konflik berkepanjangan antara Sandi Butar Butar dengan instansi Damkar Depok, berujung pada pemecatannya. (Sumber: Tiktok/@user494)

Konflik berkepanjangan antara Sandi Butar Butar dengan instansi Damkar Depok, berujung pada pemecatannya. (Sumber: Tiktok/@user494)

POSKOTA.CO.ID - Konflik ini bermula pada akhir 2021 ketika Sandi Butar Butar mengungkap dugaan korupsi dalam belanja seragam dan sepatu dinas. Tak hanya itu, ia juga menyoroti pengurangan honor yang seharusnya ia terima.

Dalam sebuah insiden, Sandi menyebut bahwa dari honor sebesar Rp 1,8 juta yang dijanjikan untuk penyemprotan disinfektan, ia hanya menerima Rp 850 ribu.

Hal ini membuat Kejaksaan Negeri Depok menetapkan dua pejabat Damkar sebagai tersangka, yaitu Sekretaris Dinas dan Bendahara Pengeluaran Pembantu.

“Saya hanya ingin keadilan. Hampir 10 tahun saya mengabdi di sini, tetapi sering kali hak-hak kami tidak dipenuhi,” ujar Sandi.

Baca Juga: Tabel Angsuran KUR BRI 7 Januari 2025: Daftar Hanya NIK KTP dan KK, Pinjaman Mulai dari Rp1.000.000

Alat Rusak dan Beban Petugas

Masalah operasional juga menjadi sorotan. Sandi mengeluhkan kondisi peralatan Damkar yang rusak, seperti gergaji mesin dan rem mobil pemadam yang tidak berfungsi.

Bahkan, dalam beberapa kasus, petugas harus menggunakan uang pribadi untuk memperbaiki peralatan.

“Kami ditelepon masyarakat untuk menolong, tetapi alat tidak siap. Akhirnya, kami harus memperbaiki sendiri atau beli dengan uang pribadi,” cerita Sandi.

Keluhan ini mencerminkan kondisi serupa di berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Damkar di Depok. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang anggaran dan prioritas dalam pengelolaan dinas.

Tewasnya Martinnius Reja Panjaitan: Isu Keselamatan Kerja

Tragedi kembali mengemuka pada Oktober 2024, ketika Martinnius Reja Panjaitan, seorang petugas Damkar, meninggal dunia usai bertugas dalam kebakaran di Pasar Cisalak, Cimanggis.

Kematian ini diduga akibat kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, termasuk masker. Meski pihak Damkar mengklaim masker tidak diperlukan karena lokasi kebakaran terbuka, pernyataan ini ditentang oleh Sandi.

Berita Terkait

News Update