POSKOTA.CO.ID - Pengamat politik dan sosial Universitas Islam 45 Bekasi, Adi Susila menilai, ramainya gerakan golput di Pilkada Jakarta 2024 merupakan bentuk protes dan kekecewaan.
"Itu bentuk protes, mungkin ada warga yang kecewa tidak jadinya pencalonan (Anies Baswedan) sekarang ini," kata Adi Susila kepada Poskota.co.id, Rabu, 11 September 2024.
Menurut dia, kekecewaan ini terkait Anies yang tak maju dalam kontestasi di Pilkada Jakarta. Padahal mantan gubernur Jakarta tersebut memiliki basis massa yang banyak dan sosok populer.
Kemudian, dia menyarankan agar tiga pasangan calon (paslon) Pilkada Jakarta melakukan survei terhadap apa yang menjadi keinginan masyarakat Jakarta.
Karena dia meyakini, survei keinginan warga sangat penting agar tiga paslon itu memiliki program yang konkret atas permasalahan di Jakarta.
"Itu memang disurvei dulu yah para paslon, kan ada survey, misalkan kebutuhan masyarakat DKI itu apa sih, dilist tuh apa saja," terangnya.
"Bahkan dulu (kontestasi Pilgub Jakarta) mengejutkan, orang mengira persoalan nomor satu di DKI adalah banjir, macet tetapi ternyata adalah mengenai lapangan pekerjaan," sambung dosen FISIP Unisma Bekasi tersebut.
Dia mengatakan, survei tersebut menjadi hal yang dapat ditawarkan ke warga DKI Jakarta. Meski demikian, ia tak menampik bahwa aksi golput wujud dari sentimen politik dari koalisi ketiga paslon di Pilkada Jakarta 2024.
"Ya itu kan yang muncul narasi di publik, ada rekayasa (politik di Jakarta) jadi gak sesuai aspirasi di bawah," tutupnya.
Diketahui, beberapa hari lalu ramai beredar di media sosial munculnya gerakan 'Anak Abah Tusuk 3 Paslon'.
Saat ini telah resmi tiga pendaftar Cagub dan Cawagub Jakarta 2024-2029. Di antaranya Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana. (Ihsan Fahmi)
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.