Marak Vandalisme Anti Ridwan Kamil, Pengamat: Aspirasi Warga di Pilkada Jakarta

Kamis 12 Sep 2024, 16:25 WIB
Suasana terkini barrier jalan kawasan Bungur Besar Jakarta Pusat yang sempat dicoret oknum bertuliskan penolakan Ridwan Kamil jadi Gubernur Jakarta. (Poskota/Pandi)

Suasana terkini barrier jalan kawasan Bungur Besar Jakarta Pusat yang sempat dicoret oknum bertuliskan penolakan Ridwan Kamil jadi Gubernur Jakarta. (Poskota/Pandi)

POSKOTA.CO.ID - Vandalisme anti Ridwan Kamil marak pada momentum Pilkada Jakarta belakangan ini. Salah satu vandalisme tersebut ada di barrier jalan kawasan Bungur Besar, Jakarta Pusat, yang bertuliskan warga Jakarta menolak Ridwan Kamil.

Pada Kamis, 12 September 2024, coretan di sejumlah titik kawasan tersebut terpantau telah dihapus.

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai maraknya vandalisme anti Ridwan Kamil tersebut betul-betul keluar dari aspirasi warga Jakarta. Ditambah penolakan sejumlah warga saat calon Gubernur Jakarta itu bertandang ke Jakarta Utara.

"Ya di atas permukaan memang sepertinya itu sebagai salah satu bentuk penolakan ke RK, kan begitu permukaan politiknya. Apalagi misalkan beberapa waktu lalu ada informasi, di acara tertentu juga ada penolakan terhadap RK," kata Adi saat dihubungi, Kamis, 12 September 2024.

Adi menuturkan, fenomena tersebut merupakan hal biasa dalam politik. "Mungkin di tempat yang lain RK akan diterima gitu ya, diterima secara terbuka dan lapang dada. Jadi itu fenomena biasa," paparnya.

Namun menurutnya, fenomena tersebut perlu diperhatikan apakah itu merupakan murni aspirasi warga atau justru mobilisasi yang dilakukan partai politik.

"Dimobilisasi misalnya ada paslon tertentu yang ingin memberikan kesan bahwa RK di Jakarta itu ditolak. Kan itu juga dianggap sebagai strategi politik untuk menghadang RK di Jakarta," ucapnya.

"Atau jangan-jangan memang penolakan ini murni, murni dilakukan oleh warga Jakarta karena dianggap RK orang Jawa Barat," tambah Adi.

Senada, Pengamat Politik Ujang Komarudin beranggapan coretan tersebut perlu ditelusuri apakah murni aspirasi warga Jakarta atau justru dimobilisasi. "Tapi kalau pembuat itu adalah warga biasa ya artinya warga ada ketidaksukaan, kan gitu aja," tuturnya.

Warga Jakarta Pusat, Syahrul (32), justru beranggapan coretan penolakan Ridwan Kamil dilakukan oleh warga yang memang benar-benar tidak ingin Ridwan Kamil menjadi Gubernur Jakarta.

"Apalagi dulu RK sempat menjelek-jelekkan warga Jakarta. Nah mungkin itu yang masih membekas di hati warga Jakarta," pungkasnya. (Pandi)

Berita Terkait

Menuju Multipartai Sederhana

Sabtu 14 Sep 2024, 04:16 WIB
undefined
News Update