JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Sosial Devie Rahmawati menilai, permainan judi online alias judi online sudah merambah ke semua kalangan, bahkan sampai aparat penegak hukum. Aplikasi judi online dikemas sampai membuat orang yang memainkannya ketagihan.
"Pengemasan judi online dibuat secara menarik, agar masyarakat dapat memainkannya dalam game, pornografi, dan judi," ujar pengajar vokasi humas Universitas Indonesia itu kepada Poskota.co.id, Rabu 26 Juni 2024.
Menurut Devie, fenomena maraknya judi online ini sudah jadi permasalahan sosial. Dia mengatakan, judi online juga bisa masuk melalui media sosial sehingga bisa dengan mudah dimainkan masyarakat. Termasuk melalui pornografi dan game.
"Dengan dikemas sedemikian rupa itulah masyarakat menganggap sangat menyenangkan, dan kadang dianggap tidak berbahaya dengan masuk melalui situs pornografi sehingga murah," tutur penerima penghargaan Australia Award dan Dosen Terbaik Aspikom 2018 ini.
Judi online dapat diakses, lanjut Devi, setelah masyarakat masuk melalui game sebagai gladiresik di mana dalam permainan harus memasukkan uang yang diminta. Kalau aplikasi meminta uang Rp 100 ribu untuk bisa memainkan game maka akan tidak terasa jika terus berulang melakukannya.
"Sampai akhirnya mengalami kerugian sangat besar atau menumpuk uang yang dimasukan tersebut bisa menggunung," tuturnya.
Dia juga melihat, judi online bagi sebagian masyarakat telah menjadi peluang pendapatan baru, sehingga menjadi fenomena yang marak terjadi. "Tidak peduli gender, pekerjaannya, dan ekonomi selama menyenangkan akan terus berjalan," kata dia.
"Judi online ini bisa saja di belakangnya ada yang membekingi. Tapi yang jelas dari sisi sosialnya tidak memandang gender, pekerjaannya dan ekonomi selama menyenangkan," kata dia. (Angga)
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI