ADVERTISEMENT

Pemilu 2024, Sejumlah Pengamat Sebut Menurunnya Kualitas Demokrasi Indonesia di Mata Dunia

Kamis, 21 Maret 2024 06:17 WIB

Share
Tangkapan layar YouTube Ls-Vinus Bogor
Tangkapan layar YouTube Ls-Vinus Bogor

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2024 telah diselesaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Rabu, 20 Maret 2024, malam.

Namun banyak sorot mata yang menuju ke proses tersebut, Pemilu 2024 sekarang dianggap oleh sejumlah kalangan sebagai Pemilu terburuk sepanjang sejarah.

Diantaranya Pengamat Politik LS Vinus Bogor, Yusfitriadi yang menyebut, ada beberapa faktor yang menyebabkan Pemilu kali dibilang terburuk sepanjang sejarah.

"Ada tiga hal yang membedakan ini terburuk, yang pertama demi orientasi kekuasaan, kedua adalah bangunan politik dinasti, dan ketiga konspiratif stakeholder pemilu," ujar Yusfitriadi, Kamis, 21 Maret 2024.

Pria yang akrab disapa Kang Yus ini menjelaskan, sebagai negara demokrasi, bangsa Indonesia akan menanggung dampak negatif atas pemilu yang diselenggarakan tahun 2024 ini.

"Ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh rakyat, pertama adalah urusan kekuasaan yang semakin kuat, rakyat semakin susah, kedua adalah preseden menurunnya kualitas demokrasi di mata dunia," singkatnya.

Senada dengan Kang Yus, pengamat politik Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti pun Pemilu saat ini merupakan yang terburuk sepanjang era reformasi.

Menurut Ray, KPU selaku penyelenggara Pemilu tidak konsisten dalam menjalankan aturan sehingga banyak menimbulkan masalah.

"Sejak di awal mereka tidak konsisten menjalankan aturan, untuk aturan soal syarat pencalonan presiden mereka ubah dua kali, tapi ada putusan MA yang berkaitan dengan 30 persen kesertaan perempuan mereka nggak revisi sama sekali aturannya," ujarnya.

Melihat gejolak yang terjadi saat ini, ia menilai akan ada sengketa terkait hasil Pemilu karena terdapat pihak yang merasa dirugikan.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT