Polisi Ajak Rektor Unika Semarang Buat Video Testimoni Kinerja Jokowi, Ini Penjelasan Mabes Polri

Kamis 08 Feb 2024, 12:07 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko. (Pandi)

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko. (Pandi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Terkait ada permintaan polri untuk memintai penyataan terhadap Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindarto mengaku membuat video testimoni  mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi, Mabes Polri angkat bicara.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengungkapan dalam permintaan video hanya sebagai bentuk dalam pemeliharaan keamanan jelang Pemilu 2024.

"Dalam hal ini dibutuhkan kolabotatif atau kolaborasi partisipasi seluruh elemen masyarakat. Termasuk di dalam civitas akademika," ujar Trunoyudo kepada wartawan, Kamis (8/2/2024).

Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya mengatakan permintaan video tersebut semata ingin menciptakan pemeiharaan keamanan supaya masyarakat tidak terprovokasi atau terpecah belah di Pemilu 2024.

"Jadi disini kami pastikan tujuan daripada itu adalah hanya sebagai colling system dalam memelihara keamanan dan ketertiban di masyarakat," ungkapnya.

Perwira tinggi (Pati) bintang satu ini juga nanti permintaan video akan dilakukan serentak di seluruh masing-masing Polda dan Polres se-Indonesia.

"Yang kita jalankan ini mengacu menjalankan amanat UU UU nomor 2 tahun 2002 tentang Polri. Dalam rangka seluruhnya (soal pembuatan video)," tuturnya.

Perlu diketahui, Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto, mengaku diminta seseorang yang mengaku polisi untuk membuat testimoni video mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hindarto dihubungi sejak Jumat (2/2/2024) hingga Selasa (6/2/2024) siang masih ditelepon oknum mengaku dari polisi.

Terkait hal ini, Polda Jateng pun mengakui bahwa pihaknya meminta para tokoh untuk membuat video soal pemilu damai.

Dalam permintaan yang disampaikan melalui WhatsApp itu, Hindarto diminta menyampaikan tiga hal.

"Nomor satu diminta mengapresiasi kinerja Pak Jokowi. Kedua bahwa pemilu ini mencari penerus Pak Jokowi. Yang ketiga lupa," jelasnya.

Sementara itu Kapolrestabes Semarang Irwan Anwar mengatakan terkait permintaan video para tokoh-tokoh di Semarang yaitu salah satunua Rektor Unika menyerukan pemilu damai.

Hal itu disebutkan sebagai program cooling system untuk mewujudkan situasi kondusif menjelang pemilu serentak pada 14 Februari mendatang.

"Cooling system ini kegiatannya antara lain mengajak tokoh masyarakat, pemuka agama, termasuk civitas akademi untuk memberikan dukungan kepada terlaksananya pemilu damai yang akan kita hadapi bersama tahun ini," kata Irwan kepada wartawan, Kamis (8/2/2024).

Mantan Wakapolres Metro Depok jebolan Taruna Akpol 1994 ini menegaskan permintaan video tersebut tidak ada permintaan soal apresiasi kinerja Presiden Jokowi, terlebih soal ajakan untuk mendukung paslon capres-cawapres tertentu.

"Tidak ada sama sekali (permintaan video soal testimoni presiden). Kami sampaikan video itu hanya merupakan media dan sebelum kami melakukan wawancara dan testimoni, kami sudah sampaikan kepada para tokoh bahwa hasil testimoni akan kami publish karena tujuan kami agar pesan dari tokoh ini sampai khalayak ramai ajakan-ajakannya (soal pemilu damai)," tutup Irwan. (Angga)
 

Berita Terkait
News Update