ADVERTISEMENT

BMKG Sebut Gempabumi di Papua Barat Akibat Pergerakan Tanah Turun

Selasa, 9 Januari 2024 14:39 WIB

Share
Peta lokasi gempa bumi di Kaimana, Papua Barat. (ist)
Peta lokasi gempa bumi di Kaimana, Papua Barat. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan adanya gempabumi berkekuatan magnitudo (M) 5,3 di Laut Tenggara Kaimana, Papua Barat, Selasa  (9/1/2024) pukul 11:25 WIB.

"Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami', ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (9/1/2024).

"Gempa di wilayah Tenggara Kaimana, Papua Barat diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 4,53° LS ; 133,95° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 138 Km arah Tenggara Kaimana, Papua Barat pada kedalaman 10 km," tambah Daryono.

Ia mengutarakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di zona Graben Aru. 

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," katanya.

"Gempabumi susulan hingga pukul 12.47 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan kekuatan M3,7," sambungnya.

Sebelumnya, pada Selasa (9/1/2024) pukul 11.45.08 WIB wilayah Nias Barat, Sumatera Utara diguncang gempa tektonik dengan kekuatan M5,1

Daryono mengungkapkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,0. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,17° LU ; 96,58° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 Km arah Barat Daya Nias Barat pada kedalaman 10 km.

Daryono menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di zona outer rise (diluar zona subduksi). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. (johara)
 

ADVERTISEMENT

Reporter: Agus Johara
Editor: Fernando Toga
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT