JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Agama (Menag) mengajak semuanya untuk bersyukur atas peran Kementerian Agama selama 78 tahun dalam menjaga kerukunan umat beragama dan merawat toleransi di negara Indonesia yang majemuk, Kamis (4/1/2024).
"Tepat sekali tema HAB tahun ini: Indonesia Hebat Bersama Umat. Membersamai dan melayani umat dengan hati menjadikan Indonesia Hebat,” sebut Gus Men, panggilan akrabnya pada acara peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 di JCC, Senayan, Jakarta.
Acara ini dihadiri Wamenag Saiful Rahmat Dasuki, dan 4.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag.
Momen awal tahun dan peringatan HAB, kata Gus Men, adalah waktu yang tepat untuk melakukan refleksi sekaligus mengukir harapan atas sejarah Kementerian Agama.
Gus Men lalu mengingatkan jajarannya dengan salah satu pesan KH. Abdul Wahid Hasyim, bahwa model Kementerian Agama ini pada hakikatnya adalah jalan tengah antara teori memisahkan agama dari negara dan teori persatuan agama dan negara.
"Indonesia bukanlah negara sekuler, bukan pula negara agama. Di Indonesia, agama menjadi inspirasi bagi negara. Ini selaras dengan statemen pertama saya setelah diamanahi Presiden sebagai menteri.
"Jadikan agama sebagai inspirasi, bukan aspirasi," tegas Gus Men.
Gus Men lalu mengenang awal dirinya mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk menakodai Kementerian Agama.
Di awal-awal bekerja, Gus Men mencoba untuk mengenali dan mengidentifikasi sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan di Kementerian Agama.
Gus Men mendapati bahwa kementerian ini memiliki satuan kerja (satker) dan ASN yang sangat besar dengan jenis layanan yang luas.
Namun, saat itu masyarakat dan ASN nya dipusingkan dengan ratusan aplikasi yang tidak terintegrasi.
Gus Men pada awal bekerja juga mendapati kementerian ini membina puluhan ribu guru yang belum S1.
Saat itu, ada 50 ribu KUA yang mayoritas kondisi kantornya kurang memadai.
“Saya melihat, pada awal bertugas sebagai Menteri Agama, jika masalah kementerian ini dihamparkan di meja, maka tidak tampak ujung tepinya,” demikian Gus Men membuat metafora.
Apapun kondisinya, identifikasi masalah yang didapat menjadi arah bagi Menag Yaqut untuk menyelesaikannya.
Tiga tahun berselang, hal itu mulai tampak terselesaikan.
“Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, setelah kerja keras kita bersama, masalah-masalah di Kementerian Agama mulai terurai,” ujar Gus Men.
Beberapa capaian itu, misalnya: pertama, Aplikasi PUSAKA telah dihadirkan.
Superapps ini mengintegrasikan berbagai aplikasi yang selama berjalan hingga ada dalam satu genggaman.
“Ini menjawab kebutuhan masyarakat dan internal ASN atas layanan kementerian yang cepat, mudah, murah, pasti, dan akuntabel,” sebut Gus Men.
Kedua, Cyber Islamic University didirikan, untuk memberikan akses kepada para guru yang belum S1 dan siapa pun yang ingin belajar di perguruan tinggi secara online, di mana pun mereka berada.
Ketiga, lebih dari 1.000 KUA telah direvitalisasi.
“Bukan hanya bangunan kantornya yang direnovasi, tetapi SDM dan SOP layanan KUA ditingkatkan kualitasnya,” kata Gus Men.
Keempat, lebih dari 2.000 pesantren menerima program Kemandirian Pesantren. (johara)