Obrolan Warteg: Pilihan Adanya di Hati

Sabtu 18 Nov 2023, 05:00 WIB

HAMPIR semua pimpinan parpol, kandidat calon pemimpin bangsa ke depan menegaskan bahwa pilihan tidak bisa dipaksakan.

Berikan kepada rakyat untuk menentukan pilihan sendiri sesuai hati nurani.

“Menurut kalian bagaimana kalau pilihan dipaksakan?,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Nggak akan ada yang memaksa kita-kita ini dalam pilpres atau pileg, Mereka sudah tahu, kita ini meski rakyat kecil, tetapi punya prinsip,” kata Yudi.

“Kita tidak akan menjual suara demi kekuasaan orang lain, yang tak sehati dengan kita,” ujar mas Bro.

“Serius nih, kalau ada nawari sepuluh lembaran merah gimana?,” tanya Heri.

“Kalau mereka nawari , kami tolak dengan halus. Tetapi kalau ngasih dengan cuma-cuma tanpa perjanjian, terima saja. Itu rezeki,” kata mas Bro.

“Misalnya nih kalau dalam amlop berisi uang, terdapat juga gambar kandidat. Tahu dong, maksudnya agar memilih calon tersebut. Gimana?,” tanya Heri.

“Gampang, ambil dua-duanya. Ambil uangnya, ambil pula gambarnya. Pakai uangnya, simpan gambarnya,” kata mas Bro.

“Loh gambarnya cuma disimpan.Nantinya tidak akan dicoblos,“ tanya Heri.

“Pencoblosan masih lama, 90 hari lagi. Lagian soal pilihan tidak melulu karena uang, pilihan adanya di hati,tidak bisa dibeli,” ujar mas Bro.

“Ibaratnya, pilihan yang dipaksakan akan menyisakan derita kehidupan, seperti halnya perjodohan yang dipaksakan. Boleh jadi melimpah di materi, tetapi nyesek di hati,” kata Yudi.

“Kayak punya pengalaman saja mas,” tanya Ayu Bahari, pedagang warteg ikut nimbrung dalam obrolan.

“Itu kata orang, tetapi kalau pengalaman soal terima angpo pemilu sih, pernah saya tolak,” kata Yudi.

“Wah hebat dong, inilah yang disebut pemilih cerdas,” kata Heri.

“Iya saya tolak karena menyangkut harga diri, masa cuma segitu,” tambah Yudi.

“Oh.. walah ditolak karena kurang banyak?” tamnah Heri.

“Bukan soal kurang banyak, tetapi caranya tidak santun.Saya suka dengan sosok yang disodorkan, tetapi karena cara penyampaiannya, terkesan merendahkan, maka saya tolak,” urai Yudi.

“Setuju bagaimana berkomunikasi dengan calon pemilih,  juga perlu dikemas dengan baik agar menjadi tertarik, bukan menampik. Intinya jangan memaksa calon pemilih,” pungkas mas Bro. (joko lestari)


 

Berita Terkait

Obrolan Warteg: ‘Politik Gemoy’

Selasa 28 Nov 2023, 05:30 WIB
undefined

Obrolan Warteg: Merah Marun

Kamis 30 Nov 2023, 05:30 WIB
undefined
News Update