PEMERINTAH melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menerbitkan aturan terkait pemberian bantuan alat masak listrik atau rice cooker gratis kepada masyarakat.
Sekjen Kementrian ESDM , Dadan Kusdiana menjelaskan pemberian rice cooker gratis sebagai langkah mendorong pemanfaatan energi bersih di seluruh sektor menyusul langkah pada sektor lain yakni industri dan transportasi yang di antaranya melalui penggunaan mobil listrik.
"Di rumah tangga juga kami dorong salah satunya dengan pemanfaatan , yang misalnya sekarang dengan bahan bakar lain, digeser ke listrik," jelas Dadan kepada media beberapa waktu lalu.
Adapun kriteria masyarakat yang berhak menerima rice cooker gratis di antaranya adalah , pelanggan PLN dengan golongan tarif dengan daya 450 , 900 sampai 1.300 volt. Ada sebanyak 500 ribu rumah tangga yang akan menerima rice cooker tersebut dengan anggaran mencapai Rp347,5 miliar.
Namun di tengah tujuan mulia tersebut, kebijakan bagi-bagi rice cooker gratis tersebut menjadi ironi. Sebab, program ini dicetuskan di tengah harga beras yang tengah mencekik kantong masyarakat belakangan ini.
Mengutip info pangan Jakarta, rata rata harga beras pada Rabu, 11 Oktober 2023 terpantau naik. Misalnya untuk beras IR I (IR 64) di pasaran menyentuh Rp13.702 per kilogram (kg), beras IR II (IR 64) ramos Rp13.018 per kg, beras IR III (IR 64) Rp12.525 per kg.
Sekarang ini masalahnya bukan clean cooking, masalahnya tidak ada yang dimasak, apalagi kalau dibagikan ke masyarakat miskin di saat mereka tak mampu membeli beras.
Yang diperlukan emak-emak hari ini adalah pangan murah. Kendalikan harga pangan agar terjangkau dan murah, itu lebih prioritas dibandingkan program bagi-bagi rice cooker yang menelan anggaran besar ini.
Masyarakat akan lebih terbantu dengan subsidi bantuan harga pangan pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (*)