SEGALA sesuatu memang perlu sentuhan untuk meredakan ketegangan. Orang lagi marah misalnya perlu sentuhan kasih sayang. Kalau orang itu marah akibat perbuatan kita, ya kita perlu segera meminta maaf.
“Kalau sudah meminta maaf, masih juga marah, gimana?,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Itu namanya nasib,” kata Yudi menimpali.
“Ya nggak boleh gitu dong mas. Kalau perempuan lagi marah, bukan hanyameminta maaf, juga berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang membuat dia marah. Sebagai lelaki harus bertanggung jawab,” kata Ayu Bahari, pengelola warteg, ikut menimpali.
“Sudah berjanji, masih juga marah?,” tanya Heri.
“Itu tandanya ada hal lain. Itulah perlunya sentuhan,” ujar Ayu.
“Boro-boro disentuh, didekati saja sudah teriak,” ujar Heri.
“Ih.. simas ini. Sentuhan itu maksudnya penuh perhatian, kepedulian. Bukan menyentuh secara fisik,” tambah Ayu.
“Betul itu. Sentuhan seni, bukan berarti kita mencolek benda seni. Empati, bisa disebut juga sentuhan hati, ikut merasakan apa yang dialami orang lain, misalnya soal kesedihan,” kata Yudi.
“Untuk meredakan ketegangan di tahun politik ini, perlu sentuhan seni sehingga perhatian tidak melulu ke soal politik yang kian memanas,” kata mas Bro.
“Oh, pantes ya kalau dalam masa kampanye sering diselingi hiburan, mulai dari organ tunggal, orkes, band, dengan penyanyi lokal hingga nasional,” kata Heri.
“Kalau kampanye isinya pidato-pidato, yel-yel bosan juga.Hiburan dihadirkan untuk menyegarkan suasana,” kata Yudi.
“Hiburan musik diadakan juga untuk mengundang massa, memeriahkan kampanye. Tanpa musik, kampanye kurang bergairah,” kata Heri.
“Apalagi, misalnya menghadirkan musik campursari dengan bintang tamu Mira Kirana,bisa heboh,” ujar mas Bro.
“Rupanya ada yang ngefans sama Mira, yang lagi viral itu,” sindir Yudi.
“Bukan ngefans, tetapi Mira Kirana dijuluki penyanyi campursari penerus Didi Kempot,” ujar mas Bro.
“Okelah, apapun alasannya nggak masalah. Kembali kepada intinya bahwa sentuhan seni diperlukan untuk meredakan ketegangan di tahun politik,” kata Heri. (jokles)