JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Beberapa hari ini beredar video yang memperlihatkan tayangan yang memperlihatkan CCTV Bjorka bila ditonton akan membuat ponsel ngehang atau ngelag.
Ada yang menyebut bahwa gambar yang dihasilkan video itu beresolusi sangat tinggi. Sehingga hanya smartphone terbaru saja yang bisa dipakai untuk menonton video tersebut.
Sementara ponsel lama yang masih menggunakan kapasitas rendah bakalan ngehang.
Namun belakangan kembali viral tentang virus virtex. Hape yang ngehang dan ngelag bukan karena resolusi vide yang terlalu tinggi. Tapi adanya penyebaran virus virtex.
Setelah viral di Instagram atau FYP di TikTok, video yang disebutkan bisa membuat hape ngelag beredar di grup-grup whatsapp.
Dalam video terlihat pemilik hape mengeluh mendapati hpnya ngelag setelah menonton video yang diduga terkena virus atau disebut Virtex WA
Namun demikian, video itu masih diragukan keasliannya. Apakah hanya sekadar konten atau hape si pengunggah benar-benar terkena virus virtex.
Dari penelusuran Poskota.co.id, diketahui Virtex merupakan singkatan dari virus text. Virus ini biasanya digunakan untuk menjahili atau mengganggu orang lain.
Virus text whatsapp adalah sekumpulan text yang mengandung karakter atau simbol unik dalam jumlah yang banyak.
Virtext WA ini akaa mengakibatkan error pada whatsapp ketika kita mencoba membacanya. Eror yang terjadi disini hanyalah error ringan, seperti tidak berfungi untuk sesaat, lemot atau sebagainya.
Virus itu juga disebut-sebut merupakan cara penciptanya untuk meretas hape para korbannya. Selain itu, ada dugaan bahwa si pengirim pesan whatsapp sengaja untuk mengajak atau memprovokasi sebuah pesan berantai.
Mengutp Vaksin.com, ahli keamanan siber Alfons Tanujaya membeberkan cara yang kemungkinan bisa dilakukan pelaku peretasan untuk mengambil alih akun WhatsApp korban.
Pelaku akan sengaja masuk ke akun WhatsApp menggunakan nomor WhatsApp calon korban.
Setelah memasukkan nomor, WhatsApp akan mengirim kode OTP yang terdiri dari enam digit atau tautan verifikasi melalui SMS ke nomor calon korban.
Jika tautan verifikasi tersebut diklik, maka akun WhatsApp secara otomatis akan berpindah tangan ke pelaku peretasan.
Namun, menurut Alfons, membuat calon korban mau mengklik tautan atau memberikan kode OTP tersebut tidak mudah.
Pelaku biasanya menggunakan beberapa teknik, salah satunya menggunakan metode rekayasa sosial.
Metode ini biasanya dilakukan pelaku dengan menipu korban, biasanya dengan iming-iming menang undian atau lainnya yang membuat korban akhirnya mau mengetuk tautan atau menyebutkan kode OTP.
Jika cara ini tidak berhasil, kemungkinan peretas menggunakan cara kedua, yakni menyadap SMS calon korban sehingga bisa mendapatkan kode OTP atau tautan verifikasi.
Cara menyadap SMS ini biasanya menggunakan aplikasi pihak ketiga bernama SMS Forwarder.
Namun, menurut Alfons, ponsel korban harus terpasang aplikasi tersebut lebih dulu dan diatur agar bisa meneruskan pesan ke nomor yang dipegang peretas.
Kendati demikian, penggunaan Virtex Wa bisa mennggunakan keamanan pada perangkat dan membuat data pribadi yang bisa terlindungi dari serangan hacker.