ADVERTISEMENT
Minggu, 8 Januari 2023 08:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kusta merupakan penyakit yang masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia.
Jika orang dengan kusta tidak segera diobati dan luka yang ditimbulkan tidak ditangani maka berisiko menimbulkan disabilitas. Padahal penyakit ini bisa disembuhkan.
Ini mengakibatkan kualitas hidup berpotensi menurun. Ditambah beban stigma tentang kusta masih melekat di masyarakat.
Pada 2017 angka disabilitas kusta masih cukup tinggi. Yakni 6,6 per 1 juta penduduk. Sementara pemerintah menetapkan target angka disabilitas kusta kurang dari satu per satu juta penduduk.
Tingginya angka disabilitas kusta ini menunjukkan keterlambatan penanganan dan penemuan kasus kusta.
Dokter Sri Linuwih Susetyo Wardani menjelaskan keterkaitan antara kusta dengan deformitas.
Dia menyebutkan hal ini terjadi akibat penyakit ini tidak disadari karena menimbulkan mati rasa.
“Ini akibat kuman kusta yang menyerang saraf. Maka sering kali kalau ada luka tidak terasa, tidak sakit, jadi dibiarkan saja. Tidak sakit mengapa berobat? Pada umumnya begitu,” ungkap Ketua Kelompok Studi Morbus Hansen Kusta Indonesia Perdoski ini seperti dikutip dari Youtube KBR dalam program yang dipersembahkan NLR Indonesia, lembaga yang konsern pada isu kusta dan lingkungan yang inklusif bagi penyandang disabilitas.
Sri Linuwih Susetyo Wardani melanjutkan,“Nanti ini akan berlanjut terus hingga menyebabkan kerusakan jaringan yang lain. Termasuk tulang sehingga menjadi kelainan anatomi.”
“Tetapi bisa juga ke kelumpuhan. Ototnya, motoriknya lumpuh sehingga bisa lumpuh layu atau lumpuh kaku. Inilah yang menyebabkan terjadinya gangguan. Jadi kalau kuman ini menyerang pada sarafnya setelah itu baru bagian tubuh yang lain termasuk kulit,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT