ADVERTISEMENT
Jumat, 30 Desember 2022 13:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Maryani Rusli mengatakan guncangan psikologis akibat disabilitas perlu dihadapi dengan persiapan. Karena syok tersebut muncul akibat tiada persiapan.
Dia mencontohkan hasil pemeriksaan medis yang menyebutkan sebuah penyakit mengakibatkan seseorang tidak bisa lagi berjalan.
“Ini tidak disiapkan bahwa bisa melakukan hal lain walaupun seseorang berjalannya menggunakan kursi roda. Ketika dokter memberitahu penyakit mengakibatkan kebutaan tidak disiapkan orangtuanya agar bisa membawa anaknya ke sekolah luar biasa guna belajar braile, belajar hidup dengan kondisi tidak melihat. Saya pikir kalau ini ada, referal dari sistem kesehatan ke sistem konseling, ini akan lebih menolong.”
Di samping itu dari sisi hukum membutuhkan pembenahan agar pemenuhan hak komunitas disabilitas bisa diwujudkan.
“Undang-Undang terkait pemenuhan hak komunitas disabilitas cukup banyak. Hanya mungkin dari sisi implementasi dan monitoring perlu dibenahi sehingga perlindungan hak-hak penyandang disabilitas optimal,” pungkasnya. ***
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT