Ny. Ranti, 42, diduga warga Tangerang, sudah tewas dengan tubuh gosong, tapi pers cari aman dengan menyebut diduga bakar diri. Dia diduga depresi karena diduga ketahuan selingkuh oleh suaminya yang diduga bernama Wahono, 43.
Sempat dilarikan ke Rumah Sakit, tapi tidak tertolong karena diduga nyawanya sudah pergi.
Sudah menjadi gaya jurnalistik wartawan muda sekarang, berita kriminal kebanyakan hanya disebut kotanya. Jika nama pelaku disingkat, itu masih mending. Nama korban pun juga disingkat. Yang bikin nilai berita jadi berkurang bahkan dicurigai ngarang, hampir semua berita kriminal sarat dengan kata diduga dan diduga.
Maksudnya jelas, untuk cari aman saja. Sebab jika ada komplain dari pihak yang diberitakan, tinggal jawab saja, “Kan diduga….!” Aman kan?
Adalah Ny. Ranti warga Periuk Tangerang, dia memiliki PIL sehingga berhubungan terlalu jauh. Dari HP istri Wahono jadi tahu pengkianatan dalam rumahtangga itu.
Suami mengklarifikasi, da Ranti mengakui. Wahono mencoba menancing PIL istrinya untuk datang, tapi tak kunjung hadir. Mungkin sudah tahu akan jadi korban pengadilan non pemerintah.
Sejak itulah suami mendiamkan istrinya, tak diajak tegur sapa. Hal itu menjadikan Ranti setress berat. Merasa tak ada gunanya hidup dia kemudian member 4 liter bensin. Bukan untuk mobil atau sepeda motor, tapi ternyata untuk dipakai sendiri dalam rangka bunuh diri.
Para tetangga menemukan Ny. Ranti sudah dalam kondisi mandi api. Sempat dilarikan ke Rumah Sakit tapi tidak tertolong jiwanya.