ADVERTISEMENT

Wapres Ingatkan Munas KAHMI Jangan Ada Kursi Melayang

Sabtu, 26 November 2022 04:47 WIB

Share
Wapres KH Ma'ruf Amin saat membuka Munas XI KAHMI. (FOTO: Setwapres)
Wapres KH Ma'ruf Amin saat membuka Munas XI KAHMI. (FOTO: Setwapres)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) mengingatkan agar Musyawarah Nasional (Munas) XI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Munas XI KAHMI) jangan ada kursi melayang.

 "Kalau ada kursi melayang, itu namanya tidak cerdas," kata Wapres seolah sedang mengingatkan peristiwa baru-baru ini kericuhan di Musyawarah Nasional (Munas) XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang dibuka Presiden Joko Widodo.

Peringatan Wapres agar tidak ada kursi melayang diutarakannya saat membuka Munasl XI KAHMI, di Sriti Convention Hall Palu, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (25/11/2022).

Pembukaan Munas KAHMI ini dihadiri oleh Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, Menko Polhukam Mahfud MD hingga Akbar Tanjung, Anies Baswedan dan tokoh KAHMI lainnya.

Wapres  mengungkapkan, Munas XI KAHMI adalah mekanisme organisasi yang strategis sebagai struktur kekuasaan tertinggi untuk mengambil keputusan sekaligus sarana konsolidasi seluruh anggotanya. 

 Sebagai organisasi yang telah matang berdiri lebih dari lima dekade, Wapres berharap, KAHMI mengedepankan nilai demokrasi yang menjunjung kesantunan. 

"Jadikan momen munas untuk menunjukkan bahwa KAHMI dapat menjadi model demokrasi yang cerdas, santun, dan matang," tegasnya. 

 Melalui Munas XI KAHMI yang berlangsung secara demokratis, Wapres berharap akan lahir kepengurusan disertai berbagai program yang inovatif, konkret, dan maslahat. 

Wapres juga minta seluruh elemen bangsa, salah satunya Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), harus ikut serta dalam menggelorakan semangat kerukunan dan perdamaian di tengah masyarakat. 

 "Saya minta KAHMI untuk mengokohkan peran sebagai pembawa pesan kerukunan dan perdamaian di tengah masyarakat," tegasnya.

 Dalam hal ini, Wapres menekankan toleransi dan moderasi sebagai prinsip kunci untuk menjaga harmonisasi kerukunan di dalam kebinekaan.

"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia menyatakan Islam wasathiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana toleransi dan moderasi menjadi prinsip kunci," sebutnya.

Mendampingi Wapres dalam acara ini, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, dan lainnya. (johara)

ADVERTISEMENT

Reporter: Agus Johara
Editor: Winoto
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT