ADVERTISEMENT

Ma'ruf Amin Ceramahi KAHMI Soal Beda Pilihan Politik, Peserta Langsung Teriakkan Nama Anies

Jumat, 25 November 2022 20:34 WIB

Share
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Anies Baswedan. (Foto: Ist).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Anies Baswedan. (Foto: Ist).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberi wejangan kepada alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) mengenai beda pilihan politik. Menurut Ma'ruf, perbedaan poltik dan partai harus disikapi dengan bijak.

Dalam pertemuan Musyawarah Nasional XI KAHMI, di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (25/11/2022), awalnya Ma'ruf Amien mengungkapkan perihal tokoh-tokoh kompeten yang dimiliki KAHMI.

Ma'ruf menyebut KAHMI sebagai kekuatan potensial untuk menyumbang gagasan dan program dalam menyikapi berbagai perubahan dan tantangan global yang kompleks.

Ma'ruf pun menyebut beberapa tokoh KAHMI antara lain Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, dan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung.

"Di sana, ada mantan wakil presiden Pak JK, ada Pak Mahfud, ada Pak Akbar Tanjung, saya kira terlalu banyak kalau saya sebut satu satu, terlalu banyak tokoh di KAHMI," ujar Ma'ruf.

Mendengar pernyataan Wapres, para peserta Munas KAHMI pun kemudian riuh dan meneriakkan nama Anies Baswedan hingga Ma'ruf sejenak menghentikan pidatonya.

Kemudian dia menyebutkan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. "Juga Pak Anies," kata Ma'ruf yang langsung disambut riuh para peserta munas.

"Saya bilang banyak tokoh di KAHMI ini. Oleh karena itu negara pemerintah sangat mengharapkan partisipasi yang optimal dari KAHMI," tambahnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu meminta peran KAHMI membawa pesan kerukunan dan perdamaian di tengah masyarakat. Salah satunya, di masa-masa tahun politik menjelang Pemilu 2024 saat ini, Ma'ruf mengatakan, segala perbedaan harus disikapi dengan bijak.

Dalam Islam, kata dia, ada pedoman tentang menghormati keyakinan agama masing-masing lakum dinukum waliyadin yang artinya bagimu agamamu, bagiku agamamu. Ma'ruf berharap ini pedoman ini diterapkan dalam menyikapi perbedaan politik.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT