BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) terjerat pinjaman online, hal ini turut jadi sorotan Sosiolog.
Sosiolog Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar mengungkapkan, dampak adanya Pinjol kini telah merambah ke masyarakat luas bahkan di kalangan mahasiswa.
"Mahasiswa kita ini tidak semua ekonomi mereka bagus, Tapi mereka mahasiswa IPB adakah anak yang cerdas dan pintar," ujar Musni Umar saat dikonfirmasi Poskota.co.id, Selasa (15/11/2022).
Dalam kasus ratusan mahasiswa IPB terjerat Pinjol, ia menganalisa bila awalnya mungkin mereka tak ingin ikut.
Namun karena adanya iming-iming pelaku yang melakukan penawaran secara massif, hingga mereka akhirnya terjebak.
"Kalau ada tawaran Pinjol, sebenarnya pinjaman itu, mereka hanya coba saja , dari adanya mulut ke mulut dan akhirnya mereka terjerat, sekali lagi ini kejadian yang patut jadi pelajaran," Kata Musni Umar.
Dijelaskan Musni, fenomena pinjol di telah marak di tanah air. Para oknum pun dapat leluasa menyebar dengan segala iming iming mudah memberikan pinjaman bahkan dengan syarat minim.
Kembali dijelaskannya, para mahasiswa pun karena masih dalam masa muda, diduga juga goyah akan hal iming iming tersebut.
"Dalam kondisi itu datang menawarkan menggiurkan terbawa pada emosi itu," ungkapnya.
Mengantisipasi hal itu, pemerintah turut memperketat peredaran berdirinya pinjol-pinjol di tanah air.
Begitupun juga dengan pemberian beasiswa terhadap mahasiswa terjamin dalam mempengaruhi tingginya pendidikan di Indonesia.
Mantan Rektor Universitas Ibnu Chaldun itu pun, memberikan ruang terhadap para guru maupun dosen yang mengajar kepada mahasiswa.
Ia berharap agar dosen meluangkan waktunya untuk memberi dampak negatif yang ditimbulkan seseorang bila meminjam uang melalui pinjol.
"Tidak perlu adanya pelajaran khusus yang penting itu setiap dosen, mau mengajar ambil 3 menit lah seumpama, untuk mencerahkan mahasiswa perlu disampaikan kepada mahasiswa terkait dampak pinjol," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, setidaknya Polresta Bogor Kota mencatat kerugian mencapai Rp 2,1 miliar.
Plt Kapolresta Bogor Kota, AKBP Ferdy Irawan mengatakan, rata rata korban berasal dari mahasiswa IPB yang mengalami tindak pidana penipuan.
"Ini dapat saya jelaskan, sampai dengan hari ini Polresta Bogor Kota sudah menerima dua laporan polisi. Jadi sudah bentuk laporan polisi ada dua LP. Kemudian dalam bentuk laporan pengaduan ada 29 laporan pengaduan," kata AKBP Ferdy.
Berdasarkan pemeriksaan dari para pelapor, kata Ferdy, diketahui jumlah korban yang sudah berhasil didata mencapai 311 orang.
"Dan itu sebagian besar berasal dari mahasiswa IPB. Tidak semua, tapi sebagian besar, untuk terlapornya sendiri berinisial SAN," pungkasnya.