Ilustrasi pelecehan seksual. (Karikaturis: Poskota/Suroso Imam Utomo)

Kriminal

Korban Pelecehan Seksual di Angkot Trayek Ciputra-Kuningan Alami Trauma Panjang, Keluarga Tanyakan Proses Hukum bagi Pelaku

Senin 14 Nov 2022, 07:24 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Aksi pelecehan seksual di angkutan umum menjadi hantu yang menakutkan bagi perempuan di Indonesia. Aksi tak terpuji yang dilakukan pria mesum tersebut mampu memberi rasa trauma yang panjang bagi para korbannya. 

Seperti AF (21), seorang karyawati yang menjadi korban pelecehan seksual di angkutan kota (angkot) trayek Ciputra - Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin 4 Juli 2022 lalu. 

Sejak mengalami pelecehan seksual do angkot, AF menjadi trauma ketika berada di angkutan umum sendirian.

Bahkan, ia menjadi sosok yang paranoid terhadap lawan jenis yang tak dikenalnya. Hal itu diungkapkan Kakak korban, yakni NL. 

"Tentunya adik saya menjadi trauma dan takut sama lelaki yang tak dikenalnya," ujar Nazla saat diwawancarai Poskota.co.id, Minggu 13 November 2022.

Selain paranoid dengan lawan jenis, ungkap Nazla, adiknya itu pun kini merasa skeptis dengan kinerja Kepolisian yang menangani kasus ini.

Sebab, kata dia, dari laporan terakhir yang dilayangkannya di Polres Metro Jakarta Selatan pada Senin 4 Juli 2022 lalu, penanganan kasus ini tak jelas bagaimana riwayatnya.

"Terakhir saya nemenin adik saya untuk visum dan di BAP, informasi yang didapat itu baru sopir (mikrolet) saja yang diperiksa. Sampai saat ini malah gak ada kabar apa-apa dari pihak Kepolisian," ungkapnya.

Dia melanjutkan, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan pun tak memberikannya informasi mengenai agenda pemeriksaan sang sopir dalam kasus ini. Terlebih, hal itu diketahuinya dari pemberitaan di internet.

"Kita juga gak dikasih tahu langsung oleh pihak Kepolisian soal pemeriksaan si sopir. Malah kita tahu itu dari berita" ucap Nazla.

Rasa skeptisme itu, tambah dia, kian menguat dengan mandeknya penanganan kasus ini. Karenanya, dia hanya bisa berharap pada Tuhan untuk dapat membuat jera si predator seksual.

"Saya jadi merasa kalau kasus adik saya ini disepelekan, makanya saya dan keluarga pilih jalur Tuhan aja. Sepandai-pandainya tupai melompat, bakalan jatuh kok. Jadi saya harap pelaku dapat balasannya," papar dia.

"Dan laporan adik saya juga disebut gak kuat, karena bukti visum dan bukti kekerasan tidak ada. Kan aneh, dia ini korban pelecehan. Kan logikanya adik saya bukan dikerasin, tapi lebih dipegang-pegang, ya gak akan ada bekasnya juga," sambung Nazla.

Terakhir, dia juga mempertanyakan adanya dugaan prioritas penanganan kasus pelecehan seksual di angkutan umum lain yang berhasil ditangkap dan diproses hukum.

"Kalau memang benar pelaku pelecehan seksual di kereta, di TransJakarta, dan di angkot itu sama saja, saya pingin polisi bisa kasih efek jera, bisa perlakuin setara," imbuhnya.

"Karena kalau pihak berwajib anggap enteng kasus seperti ini di angkutat umum, kayaknya bakalan banyak korban dan gak ada habisnya, kasus kayak gini bakal tumbuh subur, dan kami perempuan bakal terus jadi korban," pungkas Nazla.

Terpisah, Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma mengatakan, bahwa pihaknya masih melakukan pengecekan terkait laporan kasus dugaan pelecehan seksual ini.

"Saya cek dulu ya," kata Nurma, singkat.

Sebelumnya diberitakan, kasus dugaan pelecehan seksual di muka umum kembali terjadi dan menimpa seorang karyawati berinisial AF (21) asal Citayam, Depok, Jawa Barat.

Menurut penuturan Kakak korban, NL, sebelum mengalami kejadian tak mengenakan tersebut, korban sama sekali tak menaruh rasa curiga terhadap pelaku yang berada dalam kendaraan yang sama.

"Jadi pelaku ini duduk di bangku sisi kanan yang berisi 4 orang dan duduk di paling pojok belakang. Adik saya (korban) ini duduk di samping pelaku. Korban juga sempat merasa sepertibada yang meraba-raba di area vital dadanya namun masih sempat positif thinking karena melihat pelaku menaruh tas di bagian dadanya," ujar Nazla kepada Poskota.co.id.

Dia melanjutkan, tindakan pelaku itu semakin menjadi setelah korban merasa ada yang janggal dengan gerak tangan pelaku. Terlebih, tas pelaku dengan korban sempat bergesekan karena terjadi pergerakan.

"Ketika adik saya mencoba menepis ternyata benar ada tangan pelaku tengah meraba-raba bagian dada adik saya," kata dia.

Nazla berucap, usai memergoki aksi tak terpuji pelaku, korban kemudian pindah tempat untuk merekam wajah pelaku untuk dijadikan barang bukti pelaporan ke pihak Kepolisian.

"Jadi pas dilecehkan adik saya itu teriak, bahkan dia menangis ketika merekam wajah pelaku. Namun, tidak ada satu pun orang di kendaraan tersebut yang membantu adik saya," ungkapnya.

"Pokoknya meski adik saya teriak, nangis itu gak ada satu pun orang yang nolong. Bahkan sopir angkotnya saja seakan mengabaikan," sambungnya.

Lebih lanjut, korban, kata dia, telah melaporkan hal ini kepada pihak Polres Metro Jakarta Selatan guna ditindaklanjuti penanganannya.

"Kita udah buat laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Terus kita juga udah up kasus ini agar viral di media sosial. Tapi, sampai saat ini kondisi adik saya masih trauma sih. Semoga saja pelakunya dapat cepat tertangkap dan dihukum sebagaimana mestinya," pungkasnya.

Adapun pelaporan tersebut telah diterima dan teregistrasi dengan nomor LP/1586/VII/2022/RJS tertanggal Senin 4 Juli 2022. (adam)

Tags:
pelecehan-seksualangkotPolres Jakarta SelatanTrauma

Reporter

Administrator

Editor