Sopir ambulans pengantar jenazah Brigadir J, Syahrul (Foto: tangkapan layar tayangan sidang di YouTube)

Kriminal

Sopir Ambulans Disuruh Tunggu Jenazah Brigadir J Sampai Subuh, Diminta Cek Nadi Padahal Sudah Wafat

Senin 07 Nov 2022, 15:34 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sebuah kejanggalan dalam kasus pembunuhan Brigadir J terungkap oleh kesaksian sopir ambulans bernama Ahmad Syahrul Ramadhan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022)

Sopir Ambulans itu hadir sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus Ferdy Sambo dengan terdakwa Richard Eliezer (Bharada E), Ricky Rizal (Bripka RR), dan Kuat Maruf. Syahrul menjadi satu dari hanya lima saksi yang hadir dalam sidang tersebut, sementara tujuh saksi lain tidak hadir tanpa keterangan.

Syahrul, sopir ambulans pengantar jenazah Brigadir J menyebut beberapa kejanggalan dalam ceritanya. Ia menyebut disuruh tunggu jenazah Brigadir J sampai subuh, dan diminta cek nadi orang yang wafat.

 

Dalam sidang lanjutan kasus Ferdy Sambo dengan terdakwa Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Ma’ruf itu, Syahrul menceritakan ketika ia membawa jenazah Brigadir J ke Rumah Sakit Polri, Keramat Jati.

Ia menceritakan membawa jenazah Brigadir J ke rumah sakit Polri atas arahan dari petugas yang menemaninya dari rumah Ferdy Sambo. 

Arahan itu didapat Syahrul usai mengevakuasi jenazah Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo yang berada di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7/2022) lalu.

Meski demikian, Syahrul mengaku heran lantaran ketika sampai di RS Polri, jenazah Brigadir J tidak langsung dibawa ke ruang forensik atau kamar jenazah.

Petugas yang menemaninya justru meminta untuk membawa jenazah Brigadir J ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

 

“Pas di RS enggak langsung ke forensik (atau) ke kamar jenazah, tapi ke IGD,” ungkap Syahrul di PN Jaksel pada Senin (7/11/2022).

Heran dengan hal tersebut, Syahrul lantas bertanya kepada petugas terkait alasan mengapa jenazah Brigadir J dibawa ke IGD, padahal sudah dipastikan wafat. Namun, sopir ambulans itu hanya disuruh mengikuti perintah.

 “Saya bertanya, ‘Pak izin kok IGD dulu? Biasanya, kalau saya langsung ke kamar jenazah, forensik’. (Dijawab) ‘Oh saya juga enggak tahu mas, ikuti perintah saja, saya enggak ngerti’. 'Oh baik'.” kata Syahrul mengulang percakapannya dengan petugas.

 

Syahrul kemudian menuruti perintah tersebut dan membawa jenazah Brigadir J ke IGD RS Polri, Keramat Jati. Petugas RS juga kebingungan lantaran korban sudah masuk ke kantung jenazah.

“Sampai di IGD memang sudah ramai. Saya buka pintu, datang tuh petugas RS Polri (tanya) ke saya, ‘korbannya berapa orang?' Saya juga bingung, dilihat (petugas IGD) ‘waduh kok udah kantong jenazah’,” ucapnya menirukan percakapan saat itu.

 “Ditanya ‘korban berapa?’. ‘Satu’ (saya jawab). Terus ‘ya udah mas dibawa ke belakang saja, kamar jenazah’. Saya mengarah ke kamar jenazah,” lanjutnya.

Syahrul sendiri merasa heran lantaran ia sempat disuruh mengecek denyut nadi Brigadir J yang sudah dipastikan meninggal dunia. Hal itu dilakukan di rumah dinas Ferdy Sambo sebelum mengevakuasi jenazah dengan luka tembak tersebut.

Tidak sampai di situ, Sopir Ambulans itu juga mengaku dirinya disuruh untuk menunggu di RS Polri sampai jam menunjukkan hampir waktu subuh.

 

”Setelah saya drop jenazah ke troli jenazah. Saya parkir mobil, terus saya bilang ‘saya izin pamit, pak’ sama anggota di RS, terus bapak-bapak tersebut bilang katanya ‘sebentar dulu ya mas, tunggu dulu’. Saya tunggu tempat masjid di samping tembok sampai jam mau subuh,” tutur Syahrul.

Hakim Ketua, Wahyu Imam Santosa pun tampak terkejut dengan cerita Syahrul.

“Hah, mau subuh saudara nungguin?” tanya Hakim Ketua yang dibenarkan oleh sopir ambulans tersebut.

"Buset! Hanya tunggu jenazah tanpa tahu ada apa-apa?” tanya Wahyu yang kemudian dibenarkan lagi.

Selain itu, Syahrul juga mengaku diberikan uang untuk mengantar jenazah Brigadir J. Sopir ambulans itu juga diminta mencuci mobil yang ia bawa. (*)

Tags:
sopir ambulansDisuruh TungguJenazah Brigadir JsubuhCek NadiSudah WafatSyahrul

Administrator

Reporter

Administrator

Editor