ADVERTISEMENT

Paus Fransiskus Suarakan Hak Untuk Hidup dan Persoalan Global Selama Kunjungan ke Bahrain

Jumat, 4 November 2022 16:00 WIB

Share
Paus Fransiskus dan Raja Bahrain Ḥamad Bin Isa Al Khalifa.
Paus Fransiskus dan Raja Bahrain Ḥamad Bin Isa Al Khalifa.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BAHRAIN, POSKOTA.CO.ID - Penolakan atas hukuman mati dan jaminan hak hidup bagi semua orang menjadi topik pembahasan Paus Fransiskus saat kunjungannya ke Kerajaan Bahrain.

“Saya menyampaikan penghargaan saya untuk konferensi internasional dan kemungkinan pertemuan yang diatur dan dipromosikan oleh kerajaan ini dengan menekankan secara khusus tema penghormatan, toleransi, dan kebebasan beragama,” katanya pada hari Kamis (3/11/2022) seperti dikutip dari National Catholic Register.

“Di atas segalanya, komitmen yang perlu terus dipraktikkan agar kebebasan beragama menjadi lengkap dan tidak terbatas pada kebebasan beribadah. Bahwa martabat yang sama dan kesempatan yang sama akan diakui secara nyata bagi setiap kelompok dan setiap individu. Bahwa tidak ada bentuk diskriminasi dan bahwa hak asasi manusia tidak dilanggar tetapi dipromosikan.”

Paus Fransiskus menyebutkan komitmen ini dimulai dengan hak untuk hidup.

“Saya pikir pertama-tama hak untuk hidup. Kebutuhan untuk selalu menjamin hak itu termasuk bagi mereka yang dihukum. Yang nyawanya tidak boleh diambil,” lanjutnya.

Paus berusia 85 tahun tersebut membuat komentarnya selama pertemuannya dengan pihak berwenang, masyarakat sipil dan korps diplomatik di Istana Kerajaan Sakhir di tengah perjalanan kerasulan pada 3 hingga 6 November ke Bahrain. Dia adalah paus pertama yang mengunjungi negara yang terletak di timur Arab Saudi dan barat Qatar.

Perjalanannya akan mencapai puncaknya dengan kehadirannya di Forum Dialog Bahrain di mana dia akan menyampaikan pidato penutup.

Jumlah penduduk Bahrain 1,5 juta pada 2022. Lebih dari 70 persen penduduk Bahrain adalah Muslim dengan sekitar 161 ribu umat Katolik. Banyak di antaranya adalah pendatang dari Asia. Khususnya Filipina dan India. Negara ini adalah rumah bagi dua gereja Katolik dan 20 pastor Katolik.

Paus Fransiskus juga mengungkapkan keprihatinannya atas ketidakpedulian, ketidakpercayaan, perkembangan persaingan dan konflik, bentuk-bentuk populisme, ekstremisme, dan imperialisme yang membahayakan keamanan semua orang.

Dia berharap bisa membawa perdamaian.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT