BANDUNG, POSKOTA.CO.ID - Guna asntisipasi penyebaran kasus penyakit gagal ginjal yang menimpa anak-anak, Polresta Bandung lakukan seminar sosialisasi dan edukasi, Kamis (27/10/2022).
Polresta Bandung melakukan sosialisasi dan edukasi melalui zoom meeting bersama Dinkes Kabupaten bandung, BPOM dan ikatan apoteker Indonesia.
Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo mengatakan, sosialisasi yang mengusung tema Apakah Semua Sirup Obat Berbahaya ini dilkatakan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.
"Kami melihat banyak sekali yang khawatir dan ragu sehingga terhadap obat sirup anak, maka dari itu kami diskusi dengan Kasat Narkoba perlu melaksanakan sosialisasi," kata Kusworo.
Kusworo menjelaskan, diketahui bersama bahwa Menteri Kesehatan Republik Indonesia di dalam pidatonya mengatakan, hingga tanggal 25 oktober lalu, angka kasus untuk gangguan ginjal akut progresif atipikel di Indonesia itu sebanyak 245 kasus.
"Kasus ini terjadi di 26 provinsi, adapun 8 kasus yang terberat ada di Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten dan Sumatera Utara," ujarnya.
Kusworo menyebut, angka fatalitas dari penyakit misterius ini mencapai 57,6 persen.
"Sedangkan angka fatalitasnya dari 245 kasus ini, fatalitas yang meninggal dunia yaitu sebanyak 141 atau setara dengan 57, 6 persen," sambungnya.
Guna mencegah melonjaknya pasien gangguan ginjal akut progresif atipikel ini, kata Kusworo, Jajaran Polsek Polresta Bandung bersama puskesmas melakukan pengecekan dan himbauan di seluruh apotek yang ada di Kabupaten Bandung.
"Kami memberikan himbauan, untuk sementara tidak mengeluarkan obat-obatan yang sudah ditarik oleh BPOM," tuturnya.
Pada seminar sosialisasi ini Polresta Bandung menggundang beberapa narasumber untuk bisa mensosialisasikan kepada masyarakat. Dimana bertujuan, seandainya ada anak-anak yang terjangkit gangguan ini dapat mengetahui apa kendalanya.
"Apa gejalanya dan apa langkah-langkah awal yang bisa di lakukan supaya tidak sampai resikonya semakin tinggi," jelasnya.
Tak hanya itu, Kusworo menjelaskan dari sosialisasi ini masyarakat dapat mengetahui apa gejala-gejala yang perlu diketahui dan langkah awal apa yang sebaiknya dilakukan.
"Jadi sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman kepada teman-teman ikut pada zoom ini bisa semakin paham," ujar Kusworo.
"Teman-teman bisa lebih mudah menginformasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu apakah anaknya memiliki gejala, dan apa yang harus dilakukan," pungkasnya.
Kegiatan seminar Sosialiasi dan edukasi ini dihadiri 386 Peserta yang merupakan para apoteker, para pelaku usaha toko obat para nakes, para kapolsek jajaran dan bhabinkamtimas se-Kabupaten bandung. (Panca)