“Bro, hari Sabtu ini kita libur kan?” tanya Heri mengawali obrolan sambil maksi di warteg langganan bersama sohibnya mas Bro dan Yudi.
“Setiap Sabtu memang kita libur, masih juga nanya,” kata Yudi protes,
“Maksud saya , 1 Oktober kan hari besar, hari bersejarah. Setiap tahun diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila,” jelas Heri.
“Tidak setiap hari besar, hari bersejarah ditetapkan sebagai hari libur nasional. Tanggal 1 Oktober memang sebagai hari penting, hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, tetapi bukan hari libur nasional. Paham sekarang? kata mas Bro.
“Bro, kok gitu amat, aku kan cuma nanya. Suer aku lupa,” kata Heri.
“Kamu sih kurang update, sudah diputuskan lewat SKB 3 Menteri bahwa Hari Kesaktian Pancasila bukan libur nasional, masih nanya,” ujar Yudi menimpali.
“Pantas di cetakan kalender 1 Oktober 2022 bukan tanggal merah,” ujar Heri.
“Sudah sakti tidak perlu merah,” canda Yudi. “Hari kelahirannya yang tanggal merah, yakni 1 Juni menjadi hari lubur nasional.”
“Sekalipun bukan tanggal merah, kamu tetap libur juga kan. Setiap Sabtu kan kamu libur kerja. Lantas apa masalahnya,” tanya mas Bro.
“Nggak ada masalah. Saya nanya karena benar – benar lupa?’ kata Heri.
“Lupa atau tidak tahu atau memang tidak mau tahu?” tanya mas Bro.
“Sudah nggak usah dibahas lagi soal libur dan tidak libur. Sebagai bangsa Indonesia kita wajib bersyukur dengan Pancasila mampu mempersatukan bangsa,” kata Yudi.
“Betul, kita beruntung mempunyai Pancasila sebagai dasar negara, falsafah hidup bangsa, pandangan hidup bangsa dan masih banyak istilah lainnya tentang begitu saktinya Pancasila,” ujar mas Bro.
Pancasila yang digali dari nilai – nilai luhur kepribadian bangsa kita, sebagai jati diri bangsa, hendaknya terus dirawat dan dipelihara melalui aksi nyata, mengamalkannya. Mari kita mulai dari diri sendiri. (jokles)