ADVERTISEMENT

Hacker Bjorka Respons Hasil Penangkapan Polisi, Bukan Pemuda Asal Madiun?

Jumat, 16 September 2022 13:39 WIB

Share
Ilustrasi Bjorka. (Foto: Ist).
Ilustrasi Bjorka. (Foto: Ist).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hacker Bjorka merespons kabar penangkapan dirinya yang diduga merupakan pemuda asal Madiun, Jawa Timur.

Peretas itu juga menyalahkan platform Dark Tracer, yang disebut kerap memberikan informasi terkait penangkapan pemuda berinisial MAH oleh polisi.

"Bocah ini ditangkap dan diinterogasi Pemerintah Indonesia," tulis Bjorka di grup aplikasi Telegram miliknya, dikutip Jumat (16/9/2022).

"Untuk orang Dark Tracer, ini adalah dosa kalian menyediakan layanan palsu ke pemerintah Indonesia dan memberikan informasi yang salah kepada para idiot," tambahnya.

Polisi Tangkap Pemuda Asal Madiun 

Diberitakan Poskota sebelumnya, polisi telah menangkap seorang pria berinisial MAH di Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (14/9/2022).

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membenarkan kabar penangkapan itu.

Namun dia mengatakan penyidik masih belum bisa menyimpulkan apakah pria itu adalah peretas Bjorka.

“Belum disimpulkan (peretas), karena masih didalami tim khusus. Saya tidak berkompeten menjelaskan sebelum tim khusus nanti telah selesai bekerja,” kata Dedi kepada awak media.

MAH Tak Memiliki Komputer

Ibu korban, berinisial S, menyatakan bahwa anaknya ditankap saat bekerja.

MAH sempat dibawa ke rumah oleh empat orang yang mengaku sebagai polisi.

Dia menyatakan tak mengerti masalah yang menimpa anaknya tersebut.

S pun tak percaya jika MAH disebut terlibat peretasan. Pasalnya, di kediamannya tak ada komputer atau pun jaringan internet.

"Kalau HP, dia punya. Cuma itu," ucap Suprihatin.

Bjorka meretas data di Indonesia

Pada bulan Agustus Bjorka memulai dengan data Indihome dari Telkom.

Sebanyak 26 juta browsing history yang dicuri itu bocor berikut dengan nama dan NIK pelanggan pada situs breached.to.

Kemudian, Bjorka melanjutkan aksinya dengan menjual 1,3 miliar data registrasi SIM card yang di dalamnya terdapat data seperti NIK, nomor telepon, operator telekomunikasi dan tanggal pendaftaran. 

Dokumen digital tersebut tersimpan sebanyak 87 GB dan disebutkan berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Sebanyak 2.000.000 data dijadikan contoh gratis sebagai barang bukti ia berhasil menembus Kominfo.

Kemudian, sasaran Bjorka selanjutnya pada 105 juta data penduduk Indonesia yang diduga berasal dari Komisi Pemilihan Umum atau KPU, karena ada informasi tempat pemungutan suara (TPS).

Lebih lanjut, akun itu juga mengaku membocorkan ribuan dokumen surat menyurat dari BIN yang ditujukan pada Presiden Jokowi.(*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT