ADVERTISEMENT

Komisi II DPR Ketar-ketir, Data Pemilu Terancam Dibongkar oleh Bjorka: Seperti Pemilu 2014, Ada 250 Hacker dari China

Selasa, 13 September 2022 17:56 WIB

Share
Illustrasi pemilu dan foto hacker Bjorka (Foto: ist.)
Illustrasi pemilu dan foto hacker Bjorka (Foto: ist.)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Baru-baru ini publik dihebohkan dengan sosok yang mengklaim dirinya seorang peretas atau hacker dengan nama Bjorka. Hacker yang disebut berasal dari Warsawa, Polandia, itu diketahui telah berhasil membongkar data pribadi sejumlah pejabat negara.

Aksi peretas itu lantas menimbulkan kekhawatiran bagi Wakil Ketua Komisi II DPR RI Syamsurizal. Sebab menurutnya, data Pemilu terancam dibongkar oleh Bjorka juga.

Wakil Ketua Komisi II DPR itu khawatir bahwa kebaradaan peretas seperti Bjorka dapat membuat penyelenggaraan Pemilu menjadi tidak aman.

 

"Bagaimana pemilu dilaksanakan secara aman, bebas dari segala macam persoalan yang ada termasuk juga keamanan data. Hari ini di media nasional kita baca, data presiden pun sudah sedang dibongkar oleh kelompok Bjorka itu, jadi tadi sudah disinggung tentang keberadaan mereka kita khawatir ini menjadi semacam alat yang membuat hasil penyelenggaraan pemilu menjadi tercela," kata Syamsurizal saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kemendagri, KPU, Bawaslu, dan DKPP, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (12/9/2022).

Lebih lanjut, Syamsurizal lalu mengungkit isu peretasan yang terjadi di Pemilu 2014. Ia menyebut ada 250 hacker dari China yang mencemari penyelenggaraan pemilu.

Kekhawatiran Wakil Ketua Komisi II DPR itu kembali timbul lantaran kehadiran Bjorka membuat heboh. Menurutnya, peretas asal Polandia itu patut diwaspadai bisa meretas data Pemilu.

"Seperti terjadi pada Pemilu 2014 lalu ada sekitar 250 para hacker dari China yang dikatakan apakah itu hoaks apakah itu benar tapi ini sempat mencemari penyelenggaraan pemilu kita,” ujar Syamsurizal.

 

“Dikatakan di situ 250 itu yang meretas data-data yang membuat salah satu pasangan menjadi menang dan suatu pasangan menjadi kalah," lanjutnya.

Dirinya juga menyinggung soal ‘pencapaian’ hacker Bjorka yang mengklaim telah membongkar data Menkominfo Jhonny G Plate, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga data vaksinasi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Oleh karenanya, Komisi III DPR meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengantisipasi adanya kebocoran data Pemilu.

"Nah ini yang patut dijadikan pedoman kami menyusun dan mengemas persoalan peraturan Bawaslu yang kita bahas. Faktanya sampai hari ini data Erick Thohir sudah dibongkar oleh Bjorka data pribadi, termasuk juga Menteri Kominfo yang mengelola informasi pun dibongkar. Nah, ini yang patut kita cemaskan bagaimana pihak Bawaslu mengantisipasi hal ini," imbuhnya.

 

Menurutnya, Bawaslu harus bisa mengantisipasi segala kemunkinan yang terjadi akibat peretasan terkait data Pemilu.

Sebab sebelumnya, Bjorka sempat mengumbar ada kebocoran data registrasi SIM Card prabayar yang isinya meliputi NIK, nomor KK, nomor telepon, dan tanggal registrasi. Data itu juga dijual oleh peretas tersebut di internet.

Syamsurizal memperingatkan kemungkinan data yang diutak-atik adalah data pemilih dan hasil pemilihan, serta menilai hal itu perlu diantisipasi. Wakil Ketua Komisis II DPR menilai bahwa apa yang terjadi saat ini dan perkembangannya perlu disikapi. (*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT